jpnn.com, LAMPUNG - Seekor gajah betina yang lahir pada 31 Mei 2017 di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dari induknya, Pleno, diberi nama Nunik.
Pemberian nama tersebut dilakukan langsung Bupati Lampung Timur Chusnunia di PKG TNWK, kemarin (4/6).
BACA JUGA: Partai Demokrat Segera Gelar Muscab se-Provinsi Lampung
Menurutnya, tahun-tahun sebelumnya pemberian nama anak gajah yang lahir di kawasan TNWK dilakukan Pemerintah Pusat.
Namun, tahun ini Pemkab Lamtim diberi kesempatan untuk memberikan nama untuk anak gajah yang lahir pada 31 Mei 2017 lalu.
BACA JUGA: Pelaku Curanmor Todong Korban Pakai Senpi, Ketangkap Petugas Patroli, Kapok Deh...
Hal itu berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Balai TNWK dengan Pemprov Lampung yang dilaksanakan beberapa hari lalu.
Dilanjutkan, nama untuk anak gajah tersebut memang sama dengan nama panggilannya.
BACA JUGA: Tok, Tok, Tok, Mantan Pejabat Ini Dihukum Dua Kali Lebih Berat
“Sebenarnya ada 3 nama yang diusulkan untuk anak gajah yang dilahirkan dari induk bernama Pleno. Namun, yang dipilih nama Nunik,” ujar Chusnunia dalam acara yang juga dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Budiarto dan Kepala Balai TNWK Subakir dan jajaran kepala SKPD di lingkungan Pemkab Lamtim.
Lebih lanjut Chusnunia menyatakan, dengan lahirnya anak gajah di PKG tersebut diharapkan kelestarian satwa yang dilindungi tersebut akan semakin terjaga.
Selanjutnya, sebagai wujud keseriusan Pemkab Lamtim dalam rangka mengembangkan TNWK sebagai obyek wisata nasional dan internasional.
Maka, pada tahun 2016 lalu Pemkab Lamtim telah mengalokasikan anggaran untuk perbaikan infrastruktur khususnya jalan raya dari Desa Tridatu Kecamatan Labuhanratu menuju lokasi Plang Ijo TNWK.
Dukungan senada disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Budiarto. Menurutnya, tahun ini Pemprov Lampung akan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan dari Plang Ijo menuju PKG.
“Pemprov Lampung juga telah mengusulkan ke pusat agar TNWK menjadi destinasi wisata nasional dan internasional,” jelas Budiarto seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.
Diberitakan sebelumnya, Taman Nasional Way Kambas (TNWK) berhasil mengembangbiakkan satwa liar yang dilindungi. Itu menyusul kelahiran anak gajah betina di Pusat Konservasi Gajah (PKG), Rabu (31/5) lalu.
Humas Balai TNWK Sukatmoko menjelaskan, gajah betina tersebut dari induk yang bernama Pleno pada pukul 06.30 WIB. Saat dilahirkan anak gajah tersebut memiliki tinggi 72 cm dengan lingkar dada 96 cm dan berat 66,3 kg.
Menurutnya, kelahiran anak gajah di bulan ramadhon tersebut membawa berkah bagi TNWK. “Alhamdulillah, upaya kami untuk mengembangbiakkan dan melestarikan satwa yang dilindungi membuah hasil,” ujar Sukatmoko mewakili Kepala Balai TNWK Subakir.
Lebih lanjut dijelaskan, sebelumnya selama 2017 ini ada dua anak gajah yang juga dilahirkan di kawasan TNWK. Pertaama, pada 20 Maret 2017 satu bayi gajah betina dilahirkan wilayah kerja Elephant Response Unit (ERU) Desa Tegal Yoso Kecamatan Waybungur.
Gajah betina itu dilahirkan dari induk yang bernama Riska. Ke dua pada 27 Maret 2017 satu lagi anak gajah jantan dilahirkan di wilayah kerja ERU Desa Tegalyoso dari induk bernama Dona.
Masih menurut Sukatmoko, pada tahun 2016 lalu juga ada dua anak gajah yang dilahirkan di kawasan TNWK. Masing-masing diberi nama Fitria dari induk bernama Suli dan Disti dari dari induk bernama Dita. Sehingga, selama 2016 hingga 2017 ini sudah ada lima anak gajah yang dilahirkan di kawasan TNWK.
Ditambahkan, berdasarkan data gajah yang berada di kawasan PKG kini sebanyak 62 ekor. Sedangkan, yang berada di alam liar mencapai 247 ekor.
“Dengan keberhasilan pengembangbiakan gajah diharapkan kelestarian satwa yang dilindungi tersebut akan terjaga,”papar Sukatmoko. (wid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Libur, Fisik Skuat Gajah Sakti Digenjot di Markas Brigif-3 Marinir
Redaktur & Reporter : Budi