Para ilmuwan menemukan, meningkatnya suhu laut bisa menyebabkan beberapa jenis tiram menyerap lebih banyak racun, berpotensi membuat mereka berbahaya kesehatan bagi manusia.

Para peneliti dari Universitas Teknologi Sydney (UTS) dan Pemerintah negara bagian New South Wales menemukan, laut yang menghangat bisa mempengaruhi cara kerang tersebut menyerap Racun Kerang Paralitik secara alami, yang diproduksi oleh spesies tertentu dari mikroalga.

BACA JUGA: 70 Tahun Menghilang, Situs Suci Aborijin Kembali Ditemukan di Australia

Professor Shauna Murray dari UTS mengatakan, penyerapan racun dipengaruhi oleh tingkat metabolisme tiram ', ketimbang jumlah ganggang/alga yang mereka makan.

"Kami menggunakan tiga spesies yang berbeda dari tiram dan kami menemukan bahwa mereka berbeda dalam jumlah racun yang diserap," jelasnya.

BACA JUGA: Film The Tribe Tanpa Percakapan Diputar di Sydney Film Festival


Tiga jenis tiram diteliti sebagai bagian dari eksperimen skala besar. (Foto: Hazel Farrell)

Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal ‘Global Change Biology’, ini dilakukan pada tiram batu asli Sydney dan tiram Pasifik dalam percobaan makan skala besar di dua temperatur yang berbeda.

BACA JUGA: Jangan Anggap Bodoh Keledai, Karena Dianggap Bisa Menjaga Ternak Sapi

Suhu dipilih untuk mencerminkan skenario iklim saat ini dan prakiraan di masa mendatang, untuk menunjukkan potensi dampak perubahan iklim.

Para peneliti menemukan, proses pembersihan racun terjadi lebih lambat pada suhu yang lebih hangat di dua dari tiga jenis tiram.

Bentuk diploid dari tiram Pasifik dan tiram batu Sydney menyerap lebih banyak racun, tapi bentuk triploid dari tiram Pasifik menyerap lebih sedikit.

Perairan hangat juga menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas ganggang.

Para peneliti mengatakan, temuan itu akan membantu para penangkar dan otoritas makanan untuk membuat keputusan tentang jenis tiram mana yang dikembangbiakkan untuk keperluan konsumsi.

"Ini akan membantu para penangkar dan badan kesehatan masyarakat seperti Otoritas Makanan New South Wales (NSW), yang menjalankan program tersebut, sehingga mereka tahu apa yang harus dicari dalam studi pemantauan dan juga untuk perencanaan di masa depan seiring dengan menghangatnya laut," kemuka Professor Shauna.

Penulis utama, Hazel Farrell, mengatakan, NSW dianggap sebagai "hotspot" bagi peningkatan suhu air laut.

"Sangat penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi akumulasi biotoksin pada kerang, sehingga kami bisa merancang strategi manajemen yang tepat, yang memperhitungkan dampak spesifik terkait dengan perubahan lingkungan," jelasnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar Sedunia, Termasuk dari Indonesia Rayakan Budaya Dunia di Australia

Berita Terkait