Mengintip Kehidupan Mengenaskan Kaum Miskin Urban Hongkong

Rabu, 01 November 2017 – 21:05 WIB
SEADANYA: Salah satu "rumah" di Hongkong. (Benny Lam/The Guardian)

jpnn.com, HONG KONG - Hongkong adalah salah satu kawasan paling padat penduduk di dunia. Tak heran perumahan layak adalah salah satu masalah besar bagi bekas koloni Inggris itu.

Warga kelas menengah saja hanya bisa membeli atau menyewa flat dengan ukuran berkisar antara 7 sampai 13 meter persegi. Bagaimana dengan yang miskin?

BACA JUGA: Kisah Negara Milenial: Merdeka Tak Hilangkan Derita

Berdasar survei terhadap 204 warga miskin di suatu kawasan, rata-rata hidup di ruang sebesar 4,6 meter persegi. Lebih kecil dari ukuran standar sel di penjara lokal.

Memang, meskipun menjadi salah satu kota terkaya di dunia dan memiliki cadangan fiskal yang berlimpah, namun jenjang kesejahteraan di Hongkong tetap tidak merata.

BACA JUGA: 3 Tahun Pemerintahan Jokowi, Begini Kondisi Ekonomi

Tanah di Hongkong adalah pasar perumahan termahal di dunia. Dan untuk memiliki rumah, warga Hongkong harus menghemat lebih dari 18 tahun gaji sebelum pajak dan tidak membeli apa pun sepanjang 18 tahun tersebut.

Harga rumah pun meroket dalam beberapa tahun terakhir didorong oleh investasi Tiongkok di pasar properti. Selain itu pemerintah enggan menggambil pengembang yang menyediakan perumahan terjangkau.

BACA JUGA: Bos www.nikahsirri.com Klaim Membantu Entaskan Kemiskinan

Saat ini, sekitar 200.000 orang tinggal di flat yang sudah dibagi-bagi. ”Rumah-rumah” itu berada di dalam satu unit flat yang awalnya merupakan apartemen dua kamar tidur yang sempit.

Salah satu keluarga yang tinggal di rumah tidak layak itu ada Liu Cheung-wai. Dia tinggal tinggal bersama istri dan anak perempuannya yang berusia sembilan tahun di sebuah flat kumuh dua kamar yang dibangun di antara labirin bangunan di atap gedung.

Tukang bangunan itu pindah dari Tiongkok lima tahun yang lalu bersama keluarganya untuk mencari pendidikan yang lebih baik untuk putrinya dan upah yang lebih tinggi.

”Hanya ini yang bisa kita dapatkan, banyak pendatang baru tinggal di tempat seperti ini pada awalnya,” kata Liu. ”Tapi saya tidak berpikir kami akan tetap berada di sini setelah bertahun-tahun,” katanya.

Putri Liu merindukan rumah lamanya di provinsi Guangdong yang terdiri atas empat kamar tidur dan dapur. ”Kami memiliki lebih banyak tempat di sana,” katanya. (tia/The guardian/ce1/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Iduladha Ketum Golkar: Berantas Kemiskinan!


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler