The White House alias Gedung Putih tak hanya ada di Washington DC, Amerika SerikatTapi juga ada di Auckland, kota terbesar di Selandia Baru
BACA JUGA: Nestapa Maliha, Istri Syarif, Pria yang Diduga Bomber Bunuh Diri Cirebon
Perbedaannya dari Amerika, Gedung Putih di Auckland lebih disukai para pria dewasaBACA JUGA: The Indonesian Keroncong Center dan Ambisi Go International
Dinarsa K yang sempat mampir ke sana di sela-sela tugas jurnalistik di Selandia Baru===============================
BELASAN cewek seksi terlihat mondar-mandir di sebuah lounge dengan pencahayaan remang-remang
BACA JUGA: Kisah Albert Torey, Bupati yang Tertangkap saat Nyabu Bersama Istri Kedua
Itu adalah ruangan dalam The White House versi AucklandPekan lalu Jawa Pos bersama sejumlah wartawan dari Jakarta sempat mengunjungi tempat tersebut.Kostum gadis-gadis itu sama: berbikini dengan motif bendera AS, The Stars and StripesSebagian di antara mereka tampak bercengkerama dengan sejumlah pria di beberapa meja yang terhampar di sanaMusik house terus mengentak dari turntable yang dimainkan seorang DJ yang bertempat di balkon.
Di tengah-tengah lounge itu ada panggung memanjang berbentuk huruf T setinggi hanya sekitar semeterLalu, di pangkal panggung yang berbentuk melebar dan menyambung dengan panggung panjang tersebut terpampang tulisan New Zealand?s Princess.
Kursi-kursi bagi pengunjung tidak hanya ditata mengelilingi meja-meja bundar di seluruh ruanganNamun, tersedia pula kursi-kursi pendek di sepanjang panggung berbentuk memanjang ituBerikutnya, di pinggir ruangan, tampak empat tiang besi menjulang sampai ke langit-langit loungeTingginya sekitar tujuh meter.
Tak lama kemudian, tampak tiga gadis muncul dengan seragam hitam-hitamItu adalah kostum rugbi All Blacks, tim nasional rugbi kebanggaan masyarakat negeri yang terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik tersebut"Kami akan menjadi tuan rumah kejuaraan dunia rugbi tahun iniJadi, masyarakat sedang tergila-gila pada olahraga ini," ungkap bartender yang menyebut namanya Matthew.
Tiga perempuan itu terlihat percaya diri memeragakan gerakan-gerakan layaknya para atlet rugbi yang sedang bertarung di lapanganTangan cewek yang berdiri di tengah menggenggam bola lonjong yang biasa digunakan dalam olahraga asal Inggris tersebut
Tak lama kemudian, dua gadis di antara tiga perempuan di panggung menghilang di balik panggungHanya tersisa perempuan yang di tengahKemudian, dia mulai beraksi dengan tarian-tarian menggoda
Perlahan-lahan dia pun mulai melepas satu per satu baju yang dikenakan sambil menghampiri para pengunjungSesekali dia juga meliuk-liuk di tiang-tiang besi yang terpancangTak hanya bergoyang seksi, dia juga memanjat tiang-tiang itu sampai ujung dan turun dengan gaya akrobatik.
Berikutnya, dia mulai beraksi di panggung panjang sambil melirik menggoda kepada para pengunjung yang kebanyakan lelaki ituSeorang pria yang berdiri di pinggir meja tampak menghampiri dan menyelipkan tiga lembar uang dua dolar ke karet yang melingkar di paha kanannyaStripper itu tidak tinggal diam, dia pun memberikan bonus kecupan dan tarian di pangkuan lelaki yang memberinya uang saweran tersebut.
Begitulah seterusnya sampai akhirnya dia juga menghilang di balik panggungPaduan atraksi akrobatik dan erotis tersebut berlangsung sekitar lima belas menitAtraksi itu pun tidak berhenti di situSetiap selesai mengusung tema, tampil penari lain dengan tema berbeda
Saat Jawa Pos bertandang ke sana yang ditemani dua wartawati dari Indonesia dan seorang pemandu, ada sederet tema yang dibawakanSelain rugbi, ada tema cowboy, Cleopatra, dan Michael JacksonSetting panggung dan kostum pun tidak asal-asalanDibuat sesuai dengan tema yang tengah ditarikan para penariBegitu juga gerakan-gerakan tarian yang disesuaikan dengan tema
Misalnya, saat membawakan tema Michael Jackson, para penari akan beraksi dengan gerakan moonwalk dan tarian patah-patah khas penyanyi berjuluk King of Pop itu"Kami semua adalah penari profesional dan memang berlatih keras untuk melakukan gerakan-gerakan itu," ucap salah seorang penari yang mengaku bernama Lena.
Perempuan blasteran Skotlandia dan Selandia Baru tersebut menyatakan baru tiga bulan bekerja sebagai penari di tempat yang berlokasi di kawasan Queen Street ituMenurut dia, faktor bayaran tinggi menjadi pertimbangan dirinya bekerja di tempat tersebutNamun, dia tidak mau menyebut jumlah bayaran yang diterima.
Para penari di tempat itu memang berasal dari berbagai macam rasMulai orang-orang kulit putih, hispanik, kulit hitam, Asia, sampai blasteran Maori (suku asli Selandia Baru, Red).
Sesuai namanya, meski bukan merupakan tempat tinggal presiden, The White House di Auckland memang mengambil tema gedung penting itu beserta segala ke-Amerika-annyaBoleh dibilang, tempat tersebut menyajikan pelesetan Gedung Putih dan semua hal tentang Amerika
Dari luar bangunan bercat putih tersebut, tampak dua pilar ala Romawi seperti yang terpancang di White House yang asliItu masih dilengkapi papan bergambar burung elang seperti lambang Negara Paman SamNamun, tulisan yang tertera bukan E Pluribus Unum atau In God We Trust, melainkan The White House AucklandPengunjung yang ingin menikmati tempat tersebut harus membayar NZD 20 (sekitar Rp 128.000, 1 NZD = Rp 6.408).
Saat pertama masuk, pandangan pengunjung bakal langsung tertumbuk pada lukisan besar mantan Presiden AS Bill Clinton yang bersanding dengan gambar Monica LewinskyBukan hanya gambar presiden yang pernah tersandung kasus skandal seks itu yang dipajangGambar kolega suami Menlu AS Hillary Clinton tersebut juga dipampang
Foto presiden pertama negeri yang pernah dijajah Inggris itu, George Washington, sampai foto Barack Obama, presiden yang saat ini masih berkuasa, dipajang di sekujur tembok bangunan berlantai tiga tersebutMunculnya tempat dengan nama yang identik dengan Gedung Putih di AS tersebut jelas menunjukkan kebebasan pemerintah Selandia Baru
"Di Indonesia tidak mungkin ada tempat seperti ini pakai nama Istana NegaraWah, bisa langsung dibubarin," celetuk pemandu kami yang kebetulan juga orang Indonesia
Setelah membayar masing-masing NZD 20, para pengunjung boleh langsung masuk ke lounge untuk menikmati tontonan dewasa ituSampai di dalam lounge, pengunjung bisa memesan minuman kepada bartender yang bertugasKembalian uang minuman yang dipesan itu bukan mata uang Selandia Baru, melainkan uang palsu dolar AS dalam pecahan dua dolar
Ternyata, uang palsu tersebut digunakan untuk memberikan saweran kepada para penariKalau memang tidak digunakan, uang itu bisa ditukarkan kembali kepada resepsionisBegitu juga dengan para penariMereka bisa menukarkan uang palsu hasil saweran tersebut kepada resepsionis yang merangkap kasir
Kalau ingin mendapat suguhan tarian privat, para pengunjung harus merogoh kocek lebih dalamSebagaimana yang tertera di papan pengumuman, para pengunjung harus membayar NZD 60 (Rp 384.000) untuk layanan spesial selama sepuluh menit tersebutTak hanya itu, mereka juga memberikan les pole dance alias tari akrobatik di tiang-tiang yang menjulang"Saya ke sini hanya untuk hiburan setelah lelah bekerjaTempat ini memang menarik," ucap salah seorang pengunjung lokal yang menyebut namanya William.
Sementara itu, kalau ingin melepas lelah, para pengunjung bisa melemaskan otot di spa bernama Monica yang berada di samping bangunan The White House tersebut.
Siapa saja diizinkan menikmati atraksi di sana, asalkan sudah berumur lebih dari 18 tahunSatu lagi, para pengunjung tidak boleh merokok di dalam loungePemerintah negeri itu memang menjalankan aturan pelarangan merokok di tempat tertutup dengan sangat ketatKalau ingin merokok, pengelola menyediakan smoking areaDari sisi itu, kita bisa mencontohnya(c5/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harap-Harap Cemas Keluarga ABK Sinar Kudus yang Disandera Perompak Somalia
Redaktur : Tim Redaksi