jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pertahanan menempatkan radikalisme sebagai salah satu ancaman nyata. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, tantangan yang saat ini dihadapi adalah melindungi generasi muda tanah air dari pengaruh radikalisme atas nama agama.
Ryamizard menyampaikan hal itu dalam acara peringatan Hari Bela Negara di Lapangan Monas, Sabtu (19/12). Menurutnya, ada aliran keagamaan pengusung radikalisme yang dengan mudahnya mengkafirkan kelompok yang tidak sealiran dan tidak bisa menerima perbedaan keyakinan. “Biasanya menjauhkan semangat nasionalisme dan patriotisme,” ujarnya.
BACA JUGA: Buwas Titip Pesan buat KPK
Di acara yang juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti dan Kepala BNN Komjen Budi Waseso itu, Ryamizard langsung menunjuk kelompok Negara Islam Irak Suriah (ISIS) sebagai ancaman nyata. Sebab, kelompok radikal pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu terus menebar bujuk rayu kepada warga negara Indonesia (WNI) agar mau berperang demi mereka.
Masalahnya adalah ketika mereka pulang ke tanah air. Ryamizrad menyebut pulangnya bekas anggota ISIS akan membawa bibit kekerasan dan menularkannya.
BACA JUGA: Kisah Buwas: Demi Keadilan Rela Kehilangan Bintang Dua
Karenanya, Kemenhan pun akan berupaya menangkal pengaruh ISIS dan kelompok radikal lainnya. “Kementerian Pertahanan sedang merancang program bela negara untuk mahasiswa yang akan masuk perguruan tinggi," ujarnya,
Bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) itu mengharapkan agar Polri dan Kementerian Hukum dan HAM bertindak tegas terhadap ratusan WNI yang baru pulang setelah bergabung dengan ISIS.
BACA JUGA: Awas, Kasus Lino Jadi Sinyal untuk Bu Rinso
”Langkah tegas itu sebagai peringatan pada siapapun warga Indonesia, bahwa tindakan itu tidak dibenarkan dan dapat berkembang jadi ancaman makar terhadap NKRI yang berbahaya bila dibiarkan," tegasnya.
Ryamizard menambahkan, negara tidak boleh membiarkan terhadap kelompok radikal yang mengancam kelangsungan NKRI. "Pembiaran Negara adalah pembenaran yang akan dibaca oleh publik. Kita punya tanggung jawab sejarah terhadap darah para pahlawan yang tumpah untuk menegakkan NKRI,” lanjutnya.
Sedangkan untuk memerangi ISIS, kata Ryamizard, Indonesia tak perlu bergabung dengan pasukan internasional lainnya yang bergabung dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat. "Semangatnya, kita sejalan menghadang ISIS. Kementerian Pertahanan dan TNI siap mendukung dan memback up Polri dan bekerja sama menangkal itu semua," ucapnya.(ara/JPG/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Didesak Segera Tahan RJ Lino
Redaktur : Tim Redaksi