Menurut anggota Komisi V DPR, Abdul Hakim, pengadaan kapal tunda bagi salah satu pelabuhan peyeberangan tersibuk itu sudah sangat mendesak karena menyangkut keselamatan transportasi di laut
BACA JUGA: Lima Bulan 2.180 Perceraian, Karene Selingkuh Terbesar!
“Setiap pelabuhan harus diberi fasilitas untuk dilengkapi dengan pertolongn untuk mengantisipasi hal seperti itu,” ujar politisi asal Partai Keadilan Sejahtera tersebut di Kompleks DPR RI Senayan Jakarta (26/5).Menurutnya, kapal tunda yang ada hanya bersiaga di Pelabuhan Merak, Banten, yang jaraknya 29 km dari lokasi insiden, sehingga menyulitkan evakuasi
Abdul Hakim justru mengaku heran karena Kementrian Perhubungan tak kunjung menganggarkan pengadaan kapal tunda bagi Pelabuhan Bakauheni
BACA JUGA: BALI : Senin Lima Meninggal, Selasa Tambah Satu Lagi
Padahal, lanjut Abdul Hakim, usulan untuk itu sudah ada sejak tahun 2007 silam.“Kendalanya, Kementrian perhubungan tidak segera menganggarkan itu
BACA JUGA: BLITAR : Sujadi Tewas, OD Miras Oplos
Dulu juga kan pernah terjadi kejadian seperti ini dan terjadi keterlambatan karena menunggu kapal tunda dari Merak,” tukasnya.Untuk diketahui, insiden KMP Royal Nusantara tersebut terjadi ketika kapal hendak berangkat menuju Pelabuhan Merak, Banten 24 Mei laluTetapi, kapal tiba-tiba tidak bisa dikendalikan dan akhirnya menabrak Pulau Kandang Lunik yang berjarak 2 mil laut dari Bakauheni
Kapal tersebut akhirnya kandasNamun, nakhoda kapal berhasil mengendalikan kapal sehingga mampu keluar dari lokasi kandas tanpa bantuan kapal tundaTak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut(wdi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TULUNG AGUNG : Gerebek Tiga Gudang Ciu
Redaktur : Tim Redaksi