JAKARTA - Warga Batam, Kepulauan Riau, kemarin dikejutkan dengan berjatuhannya benda-benda logam berukuran besar dari atas langitSerpihan itu ternyata bagian dari pesawat Airbus A380 milik maskapai Qantas Airways yang mengalami kerusakan sesaat setelah terbang dari bandara Changi, Singapura.
Menteri Perhubungan, Freddy Numberi meminta agar maskapai asal Australia itu bertanggung jawab serta mengganti semua kerugian yang diderita warga akibat insiden tersebut
BACA JUGA: CPNS Perlu Diiming-imingi Insentif Tinggi
Dia mempersilahkan warga agar melaporkan bentuk kerugian yang dideritaDari Batam dilaporkan ratusan serpihan pesawat terbang Qantas jatuh di sekitar persimpangan Kara, Kecamatan Batam Kota, Kamis sekitar jam 09.15 WIB
BACA JUGA: Upah Pungut Dilarang, Kada Bisa Nikmati Insentif Pajak
Serpihan terdiri atas berbagai macam ukuran bagian pesawatFreddy mengungkapkan, serpihan pesawat superjumbo itu jatuh sesaat, atau sekitar lima menit setelah lepas landas dari Bandara Changi, Singapura
BACA JUGA: Kemhan Rilis Program Seribu Rudal
Pesawat dengan empat mesin tersebut terbang dengan rute London-Singapura-Australia"Salah satu mesinnya, yang sebelah kiri mengalami masalah sehingga ada yang terlepas saat di udara," kata dia.Mengetahui terjadi masalah, pilot tersebut lantas memutuskan untuk kembali (Return To Base/RTB) ke Bandara Changi, SingapuraSebelum turun, pilot membuang bahan bakar di udara sebagai prosedur pendaratan daruratPesawat akhirnya mendarat secara dramatis pukul 10.46 WIB"Sempat satu setengah jam di udara untuk membuang bahan bakar, dan persiapan (penyelamatan) di bawah," tambahnya.
Saat kejadian, lanjut Freddy, pesawat masih berada dalam wilayah tanggung jawab pemanduan udara bandara Changi, SingapuraJumlah penumpang pada saat itu sebanyak 469 orangHingga saat ini belum ada informasi mengenai warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi penumpang di dalam pesawat itu"Yang pasti semuanya selamat," tukasnya.
"Dengan begitu, pihaknya menyangkal jika ada pemberitaan yang mengatakan bahwa pesawat tersebut meledak di wilayah udara IndonesiaHingga kini belum diketahui penyebab kerusakan pada bagian mesin pesawat Airbus 830 tersebut"Investigasi terhadap penyebab kerusakan pesawat itu akan dilakukan oleh pihak Singapura dan Australia," tuturnya.
Freddy menjelaskan, pesawat dengan nomor penerbangan QF32 dan merupakan Airbus A380-800 buatan tahun 2008Dengan begitu bisa bisa dikategorikan sebagai pesawat baru yang minim potensi kerusakannyaBahkan, dia mengaku rusaknya pesawat jenis itu merupakan yang pertama kalinya di Indonesia"Investigasi menyeluruh pasti dilakukan oleh Qantas akibat kejadian ini," sambungnya.
Dia menegaskan, pemerintah Indonesia akan ikut membantu investigasi insiden tersebut dengan cara mengumpulkan serpihan mesin Qantas untuk selanjutnya diserahkan kepada manajemen QantasFreddy mengaku salut dengan aksi penyelamatan penumpang yang sukses"Ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi maskapai penerbangan Indonesia jika mengalami masalah serupa," jelasnya(wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuntoro: Masih Ada Menteri Rapornya Merah
Redaktur : Tim Redaksi