Menhub Terpesona dengan Bandara Blimbingsari Banyuwangi

Sabtu, 31 Desember 2016 – 17:13 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau Bandara Blimbingsari Banyuwangi. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengapresiasi kinerja Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mengembangkan bandara.

Saat berkunjung ke Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Sabtu (31/12), Budi melihat hasil kreativitas Banyuwangi. Blimbingsari disulap menjadi terminal bandara berkonsep hijau pertama di Indonesia. Terminal itu sendiri kini tengah memasuki finalisasi akhir sebelum diresmikan awal 2017.

BACA JUGA: Kata Siapa Banyak WNA Tiongkok Ilegal? Nggak Tuh

Menhub melihat Bandara Blimbingsari bukan semata-mata sebagai sarana aksesibilitas, tapi juga pendongkrak pariwisata.

"Saya mengapresiasi kreasi Bandara Banyuwangi yang bisa dijadikan ikon wisata, bukan semata-mata infrastruktur transportasi. Ini memberikan harapan baru bagi Indonesia yang tengah mendorong pariwisata," kata Budi.

BACA JUGA: Nekat Banget, Pria Ini Jual Air Kencing Kuda

Di tengah fokus pemerintah pusat yang sedang gencar mengembangkan pariwisata, munculnya inisiasi green airport ini sangat menunjang perkembangan wisata di Indonesia. "Saya yang pernah jadi pengelola bandara, saya merasa ide ini sangat dahsyat. Detail-detail pengerjaannya sangat cantik, bikin pikiran fresh," ujar Budi yang merupakan mantan dirut PT Angkasa Pura II, pengelola bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta.

Bandara Blimbingsari Banyuwangi kini memang mempunyai terminal baru dengan arsitektur hijau yang unik dan bernuansa etnik. Terminal berkapasitas 250.000 penumpang per tahun ini diharapkan menjadi ikon baru yang mendukung pariwisata.

BACA JUGA: Oknum Kades Ketahuan Ngamar Bareng Wanita, Hmm....

Selain tampil dengan arsitektur penuh estetika, terminal ini mengedepankan penghematan energi dengan pendekatan konsep rumah tropis yang mengutamakan penghawaan udara alami alias tanpa air conditioner/AC, namun tetap sejuk dengan penanaman berbagai jenis tanaman dan konservasi air.

Desain interior terminal juga dikonsep minim sekat untuk menggaransi kelancaran sirkulasi udara dan sinar matahari. Di dalam terminal juga terdapat kolam-kolam ikan yang berfungsi mengurangi tekanan udara, sehingga suhu ruang tetap sejuk.

Terminal baru itu dibangun karena terminal lama sudah tak mampu menampung lonjakan penumpang yang tumbuh 1.100 persen dalam empat tahun terakhir.

Menurut Budi, Bandara Blimbingsari bisa menjadi contoh bagi bandara lain di Indonesia. Bandara seharusnya dibangun tidak hanya untuk alasan fungsional saja, namun juga harus dipikirkan menjadi daya pikat tersendiri. Detail-detail bangunan juga harus menjadi perhatian, agar lebih artistik.

“Detail semacam ini harus diperhatikan agar Indonesia punya diferensiasi, terutama untuk pariwisata," jelas Budi yang juga merupakan arsitek lulusan UGM Yogyakarta.

Budi juga mengapresiasi apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi dengan membangun bandara lewat APBD. ”Contoh bagi semua daerah, jangan semua menunggu dana dari pusat. Banyuwangi ini menjadi bagaimana sebuah bandara di-drive oleh daerah," ujar Budi.

Dia menambahkan, pihaknya mendukung pembangunan Bandara Blimbingsari. Kemenhub akan melakukan penebalan landasan bandara menjadi PCN 40 dan perpanjangan apron. ”Maret 2017 jalan. Kalkulasi anggarannya sekitar Rp 50-60 miliar. Biar direct flight Jakarta - Banyuwangi segera terealisasi. Bahkan saya menawarkan Banyuwangi bisa dikelola pengelola internasional kalauprogress wisatawan asingnya bagus," tutur Budi.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, pembangunan green airport sengaja dilakukan sebagai salah satu upaya menarik wisatawan. "Bandara yang unik akan menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi kami," kata Anas.

Anas lalu menceritakan pengalamannya ketika mencari ide untuk memulai pengembangan bandara. Dia bertemu dengan sejumlah eksekutif muda yang bisnisnya baru beranjak tumbuh. Mereka menyarankan untuk membangun bandara penuh kaca, sehingga tampak modern.

Namun, saat bertemu dengan pengusaha senior papan atas, Anas malah disarankan untuk membangun bandara yang berkarakter lokal, hijau, dan tidak mewah dengan kayu-kayu bekas.

”Saya pikir betul juga saran orang-orang senior yang sudah menjelajahi dunia. Mereka bilang, dari Chicago sampai Bali, bandaranya penuh kaca. Mau bersaing, jelas Banyuwangi akan kalah. Makanya kita bikin yang sederhana tapi pesannya kuat dengan arsitektur yang unik dan hijau,” pungkas Anas.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Tagih Keseriusan Pemerintah di Bidang Maritim


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler