Menikmati Kemacetan di Mandela Bridge

Catatan Dani Nur Subagiyo dari Bezvidenthout, Afsel

Kamis, 10 Juni 2010 – 03:52 WIB
JALANAN - Suasana di Jalan Maude, Johannesburg, dengan sebuah mobil bola yang tampak melintas, disambut kibaran bendera oleh warga sekitar. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.

HARI keempat (8/6) di Afsel, rombongan Jawa Pos pindah penginapanItu karena jatah di The Westford, hotel kami selama tiga hari awal, berakhir

BACA JUGA: Portugal Kehilangan Nani

Dua orang teman memilih untuk mencari tempat tinggal masih di sekitar Sandton
Sedangkan saya menuju rumah penginapan di Bezvidenthout, sebuah kawasan dekat Stadion Ellis Park.

Rumah di Bezvidenthout itu sudah saya pesan jauh-jauh hari

BACA JUGA: Muntari Bisa Susul Essien

Pemiliknya adalah orang keturunan India, yakni pasangan Mobeen dan Faieeza Hoosen
Mobeen dan Faiezaa yang sudah tinggal selama 17 tahun di Afsel itu sudah terbiasa menerima tamu bermalam di rumahnya

BACA JUGA: Bodyguard pun Antri Tiket

Jadi, rumah miliknya disulap seperti hotel mini.

Saya check out dari The Westford pukul 11.00 waktu setempatBerhubung harus memburu berita lebih dulu, saya baru bisa ke Bezvidenthout petang atau hampir pukul 18.00Jarak Bezvidenthout dari The Westford kurang lebih 20 kmJika jalan lancar, perjalanan itu bisa ditempuh hanya setengah jam.

Karena tidak mau ambil resiko dan membawa barang bawaan banyak, saya memilih transportasi taksiNamun, taksi saya terhalang macet baru beberapa meter keluar SandtonKemacetan lazim pada jam-jam itu, mengingat sebagian besar pekerja kantor pulang dari tempat kerja masing-masing.

Setengah jam berlalu, saya masih separuh dari perjalanan ke BezvidenthoutMau tidak mau, saya dipaksa menikmati kemacetan yang sudah sering saya temui di IndonesiaBedanya dengan di Afsel hanya lalu lintas kendaraannya lebih tertib dan tidak banyak kendaraan umum yang menyerobot.

Di tengah kemacetan, saya terhibur dengan beberapa pemandangan menarik yang dilewati sepanjang perjalananAntara lain ada sepasang muda-mudi di sana yang berpelukan dan berciuman di pinggir jalanKeduanya seakan ingin menghilangkan rasa capek dan stres karena kemacetan.

Taksi yang membawa saya lalu melewati Nelson Mandela Bridge, yakni sebuah jembatan kabel terpanjang di AfselDi salah satu sisi, masih ada sedikit perbaikan di jembatan yang dibangun tujuh tahun lalu dan memiliki panjang 284 meter ituAntrean mobil pun semakin padat dan merayap.

Lewat dari Mandela Bridge, supir taksi dibuat kebingungan dengan lokasi penginapan sayaSekalipun sudah menggunakan panduan GPS, saya harus memutari jalanan sempit yang gelap dan turun naikSaya lalu berinisiatif menelepon Faieeza untuk memberi panduan rumahnyaSi supir taksi pun akhirnya paham.

Tidak terasa, saya baru sampai di penginapan pukul 20.00Berarti, hampir dua jam atau empat kali lipat lebih lama daripada perjalanan normalSaya lalu menelepon Faieeza untuk memberitahu saya sudah berada di depan rumahTidak berapa lama, dia membukakan pintu gerbang yang dikendalikan dengan remote control.

Rumah penginapan Faieeza lumayan bagusAda tiga kamar tidur, dua kamar mandi, satu ruang tamu, plus dilengkapi dengan tempat makan, dapur dan ruang cuci, dengan garasi yang bisa ditempati dua mobil dan parkir yang bisa diisi tiga mobilSetelah dijelaskan secara singkat beberapa aturan penginapan, saya pun bisa beristirahat dengan tenang malam itu(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rooney Diminta Jaga Mulut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler