jpnn.com, JAKARTA - Dua anak mantan presiden ikut diseret-seret dalam perkara rasuah kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) yang telah mengantar Setya Novanto sebagai pesakitan. Yakni Puan Maharani dan Edhie Baskoro Yudhoyono.
Puan merupakan putri Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri. Sedangkan Ibas -panggilan kondang Edhie Baskoro- adalah putra bungsu Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.
BACA JUGA: Ayo Kumpul Semua, Brigjen Aris Budiman Ungkap Borok KPK
Megawati saat ini memimpin PDI Perjuangan yang juga menjadi tempat Puan berkiprah sebagai politikus. Sedangkan SBY merupakan ketua umum Partai Demokrat (PD) yang kini menjadi wadah bagi Ibas menekuni karier politiknya.
Tapi ada hal berbeda yang ditunjukkan kedua ketua umum partai itu dalam merespons anak-anak mereka ketika disebut dalam kasus e-KTP. Adalah pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi yang punya analisis soal itu.
BACA JUGA: Mbak Puan Sejak Agustus 2017 Jadi Omongan di Serikat Buruh
Muradi menilai SBY terlihat protektif ketika Ibas ikut diseret-seret dalam kasus e-KTP. Nama Ibas tertera dalam buku catatan milik Novanto yang selalu dibawa saat proses persidangan e-KTP.
Dalam pandangan Muradi, sikap protektif SBY justru bisa berefek negatif. “Hal ini akan membangun opini bahwa Ibas dipersepsikan terlibat (kasus e-KTP) oleh publik," ujarnya, Jumat (6/4).
BACA JUGA: Ibas: Dokter Terawan tak Doyan Duit, Tangani 40 Ribu Pasien
Muradi menambahkan, seharusnya Ibas yang tampil ke depan untuk menepis dugaan tentang keterlibatannya dalam patgulipat e-KTP. Hal itu juga akan menempa Ibas sebagai politikus agar makin lihai dalam menghadapi persoalan.
“Ibas harus bisa menjaga muruah politik keluarganya agar tetap terjaga dengan baik. Karena itu langkah SBY yang cenderung protektif hanya akan membuat Ibas menjadi politisi cengeng yang tidak tertempa oleh masalah," ulasnya.
Pada 6 Februari 2018, SBY sempat mengundang awak media untuk menggelar jumpa pers. Dalam jumpa pers itu, SBY menepis dugaan tentang keterlibatan putranya dalam e-KTP seiring munculnya nama Ibas dalam catatan Novanto.
Lantas, bagaimana analisis Muradi atas reaksi Megawati soal penyebutan nama Puan dalam kasus rasuah e-KTP? Muradi mengaku tak melihat reaksi Megawati untuk membela Puan.
Muradi menuturkan, Puan justru langsung menghadapi media dan mengklarifikasi tudingan yang menyebutnya kecipratan duit e-KTP sebagaimana pengakuan Setya Novanto. “Jadi bisa dilihat melihat sejauh mana perbandingan dari pola protektif (ala SBY, red) dengan pola yang dilakukan oleh Mega kepada Puan,” ujar Muradi.
Novanto sempat menyebut Puan saat masih menjadi Ketua Fraksi PDIP DPR 2009-2014 ikut menerima USD 500 ribu dari pengusaha Made Oka Masagung. Namun, Masagung menepis pengakuan mantan ketua umum Golkar yang kini tengah menanti vonis perkara e-KTP itu.(jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Romi Ungkap Hasil Pertemuan dengan SBY soal Poros Ketiga
Redaktur : Tim Redaksi