Selfie, atau self potrait, adalah sebutan untuk memotret diri sendiri biasanya menggunakan smartphone yang pertama kali dipopulerkan dari negara Australia di tahun 2002.

Kamus Oxford English pernah menjadikan kata 'selfie' sebagai Word of the Year di tahun 2013.

BACA JUGA: Lulusan Gelar Apapun Kini Berpeluang Kerja di Perusahaan Besar

Mereka yang gemar melakukan selfie untuk kemudian dibagikan lewat jejaring sosial, tidak lagi hanya anak-anak muda.

Di kalangan dewasa, termasuk sejumlah tokoh dari kalangan pantas mengikuti juga fenomena ini.

BACA JUGA: Ribuan Pekerja di Melbourne Protes Pemotongan Upah Lembur

Selfie di kalangan selebritis pernah menjadi sorotan dunia saat Ellen DeGeneres, pembawa acara Oscar di tahun 2014 melakukan selfie dengan 11 bintang film dunia, seperti Meryl Streep, Julia Roberts, Brad Pitt, dan Angelina Jolie.

Majalah Time memasukan foto selfie yang diunggah ke Twitter tersebut dalam daftar 100 Foto Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah.

BACA JUGA: NAIF Batal Ke Melbourne, Artiumnation Tampilkan Tarian Nusantara

Selfie sudah merambah dunia politik

Mungkin Anda masih ingat saat mantan presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, yang menjadi headline di sejumlah media, setelah ia ber-selfie dengan PM Denmark saat itu, Helle Thorning-Schmidt dan mantan PM Inggris David Cameron, di saat upacara pemakaman dan perayaan mengenang mendiang Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, pada tahun 2013.

Selfie telah sering dilakukan sejumlah pemimpin negara saat bertemu warganya atau warga negara lain dalam kunjungan mereka ke luar negeri. Kebanyakan dari mereka tak lagi keberatan saat ribuan warga meminta berfoto bersama.

Dr Nasya Bahfen, Koordinator program Master of Communication jurusan journalism innovation di La Trobe University, Melbourne mengatakan dari perspektif yang melakukan selfie, ini adalah bentuk baru yang menggantikan jabatan tangan atau meminta tanda tangan.

"Berjabat tangan dengan pemimpin dunia bersifat sementara, sementara selfie kurang lebih bersifat permanen," ujar Dr Nasya kepada Erwin Renaldi dari ABC Australia Plus.

"Jadi, selfie dengan pemimpin politik adalah cara untuk menyimpan momen saat bersama dengan seseorang yang dianggap berpengaruh atau terkenal," jelas Dr Bahfen yang lahir di Jakarta, Indonesia. Presiden Joko Widodo dan PM Malcolm Turnbull ber-selfie di pelabuhan Sydney, akhir Februari 2017.

Foto: Twitter, Triawan Munaf @triawan

Presiden Joko Widodo adalah salah satu pemimpin dunia yang cukup aktir selfie, termasuk di acara-acara kenegaraan. Saat kunjungan Raja Arab Saudi, presiden Joko Widodo bahkan membuat vlog, atau selfie dalam bentuk video dan lebih mirip sebuah blog. Baru-baru ini ia juga membuat vlog yang menayangkan video kelahiran anak kambing peliharaannya.

Dalam kunjungan diplomatik pertamanya ke Australia, Presiden Jokowi terlihat melakukan selfie bersama PM Malcom Turnbull.

Ia pun sempat menyisihkan waktunya untuk merespon ajakan selfie saat bertemu dengan lebih dari 2.500 warga Indonesia di International Convention Centre (ICC) Sydney, 26 Februari 2017 lalu.

PM Malcolm Turnbull pun terlihat menikmati ajakan selfie, saat ia berkunjung ke Indonesia di tahun sebelumnya.

"Dari perspefktif pemimpin politik, sekarang ini selfie dianggap sebagai bagian dari pekerjaan,"

- Dr Nasya Bahfen, dosen La Trobe University, Melbourne.

"Saya rasa ada elemen nasisitik di dalamnya, karena tidak keberatan ada orang-orang menghampiri, layaknya seorang bintang atau pemain sepakbola profesional, dan meminta untuk berfoto bersama."Butuh usaha lebih untuk selfie dengan pemimpin dunia

Susan, warga Jakarta yang kini menetap di Australia memiliki pengalaman menarik saat ia melakukan selfie dengan Presiden Joko Widodo yang berkunjung ke Sydney, 25 Februari 2017 lalu.

Bukan hanya kebetulan Susan ber-selfie dengan presiden Jokowi. Ia memang sudah melakukan persiapan dan strategi.

"Saya mengetahui dari Facebook sehari sebelumnya jika bapak Joko Widodo akan mendarat di bandara Sydney pukul 7 pagi dan akan disambut warga Indonesia," Susan bercerita.

"Saya sempat bertanya-tanya kepada teman-teman apakah mereka mau bertemu presdien atau tidak? Ada yang mau, tapi setengah-setengah, akhirnya saya putuskan, 'ya sudah kalau enggak ada yang mau, saya pergi saja sendiri'."

Susan mengaku rela berangkat di Sabtu pagi buta, sebelum pukul 6 untuk mengejar kereta. Ia sudah bertekad bulat untuk tidak hanya melihat, tapi juga ber-seflie dengan presiden Jokowi.

"Karena saya bukan orang yang bisa berdandan, jadi saya mempersiapkan dengan sungguh-sungguh untuk bertemu Presiden Jokowi," akunya.

"Saya pasang bulu mata palsu sejak pukul 1 pagi, akhirnya jam 3 pagi baru tidur, jam 4:30 pagi bangun, mandi, sarapan dan sejam kemudian sudah keluar rumah," ungkapnya.

Dengan kemauan keras dan kegigihannya, Susan berhasil melakukan selfie dengan Presiden Joko Widodo di bandara. Susan berusaha untuk mendapatkan selfie bersama presiden Joko Widodo di acara temu dengan warga Sydney, 26 Februari 2017 lalu.

Foto: Koleksi Susan

"Selfie bersama presiden itu sangat berkesan sekali bagi saya... pengorbanan saya tidak sia-sia... saya memiliki tekad untuk berselfie dengan bapak presiden."

Tidak hanya sekali, Susan kembali lagi datang untuk bertemu dan berniat melakukan selfie dengan Presiden Jokowi kedua kalinya, saat acara temu warga dengan presiden Joko Widodo keesokan harinya (26/02/2017).

Ia mengaku rela berdesak-desakan dengan ribuan orang-orang di International Convention Centre (ICC) Sydney, tempat acara berlangsung.

"Saya orangnya pantang menyerah dan nekad. Jadi kalau saya mau sesuatu, maka harus saya dapatkan dan saya tidak akan menyerah sebelum mendapatkannya," kata Susan.

"Kehadiran bapak presiden ke Australia sangatlah penting untuk menghilangkan kerinduan kita semua, warga Indonesia yang ingin sekali bertemu, walaupun ada sebagian orang yang tidak seberuntung saya untuk bisa terus maju dan berfoto dengan presiden Jokowi."

Menurut Dr Nasya, fenomena selfie dengan tokoh-tokoh dunia tidak lepas dari semakin mudahnya teknologi.

"Teknologi smartphone telah memperbolehkan warga untuk merekam saat bertemu dengan seseorang yang berkuasa atau terkenal, dan membagikannya kepada teman-temannya di jejaring sosial," ujarnya.

"Persepsi dari publik atau media, terlepas benar atau salah, adalah mereka kurang keren kalau menolak ajakan selfie, karenanya para tokoh dunia ingin juga dianggap keren."

"Saya tidak pernah melihat perdana menteri Kanada, Justin Trudeau yang populer pernah menolak ajakan selfie. Saya pernah mengambil foto dengan telepon saya saat ada seorang pendukung tim Kuwait yang ingin berselfie dengan perdana menteri Australia saat itu, Tony Abbott, di acara pembukaan kejuaraan sepakbola Asia Cup 2015. Petugas keamanan Tony Abbott sepertinya terlihat kurang berkenan dengan selfie tersebut."

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Australia Sita Setengah Ton Narkoba dalam Kaleng Bubuk Protein

Berita Terkait