jpnn.com - TAPTENG – Eniati Sitanggang, calon pengantin wanita yang ditinggal calon suami satu hari sebelum pernikahan karena meninggal dunia masih diselimuti kesedihan mendalam.
Ia seakan tidak percaya bahwa calon suaminya, Jakkon Purba, 48, meninggal saat pesta lajang, Selasa (11/10) malam. Seharusnya, pada Rabu (12/10) itu merupakan hari paling bahagia bagi mereka. Tapi semuanya berubah jadi dukacita.
BACA JUGA: Duh, 37 Instansi di Jateng Rawan Pungli
Akibat peristiwa memilukan itu, Eniati pun kini disebut mabalu so martujung atau janda sebelum menikah.
Sejak pagi di rumah duka di Desa Sosorgotting, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah (Tapteng), Rabu (12/10) hingga pemakaman sore harinya, Eniati memang terlihat sangat syok.
BACA JUGA: Jangan Lupa Bawa KTP Ketimbang Didenda Rp 40 Ribu
Ia terus menangis. Keluarga tampak selalu mendampinginya, khawatir bila Eniati tiba-tiba jatuh, karena saat itu kondisi fisiknya sangat lemah.
Para pekerja usaha jasa penyewaan tenda juga mengangkat pelaminan setelah salah seorang keluarga (hasuhutan) menelepon pemilik usaha. “Angkatlah pelaminan ini, kita sudah berkabung,” ujarnya melalui sambungan telepon seperti diberitakan Metro Siantar (Jawa Pos Group) hari ini (14/10).
BACA JUGA: Gerbraksu Laporkan Pejabat Pemko Medan Naik Jet Pribadi ke KPK
Dan, saat jenazah korban dibawa ke pemakaman, warga tampak ramai mengiringi sembari bercerita tentang korban semasa hidup.
“Dia orang yang baik, dia pria yang mandiri dan pekerja keras. Dia bekerja di salah satu kilinik bersalin di Jakarta. Dia pulang sekira satu bulan lalu untuk menikah,” ujar warga bermarga Simarmata, 40, teman satu kampung korban.
Erniati juga tampak ikut saat penguburan. Langkahnya lunglai dan diapit dua orang keluarganya. Wajahnya pucat. Sesekali gadis berkulit sawo matang itu mengusap air matanya.
“Dia sangat sedih. Bagi orang Batak, dia (Erniati) ini namanya mabalu so martujung atau janda belum menikah. Pokoknya sangat sedihlah, Kini hanya termenung,” ujar salah sorang pelayat. Usai pemakaman, rumah korban masih tampak ramai oleh keluarga dan warga desa.(gp/ms/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Dwelling Time, APBMI Merasa Dipermalukan
Redaktur : Tim Redaksi