Menjelang Balas Dendam Sekutu pada Arek Suroboyo

Jumat, 06 November 2015 – 18:13 WIB
Mallaby dan Residen Sugiri saat konvoi keliling Surabaya mengumumkan gencatan senjata, 30 Oktober 1945. Foto: Public Domain.

jpnn.com - SURABAYA, 30 Oktober 1945.

Setelah gencatan senjata, diadakan perundingan tingkat tinggi di lantai ruang kerja Gubernur Soerjo, pemimpin Jawa Timur.

BACA JUGA: RAHASIA!!! Ini Jurus Arek Suroboyo Mengalahkan Juara Dunia

(baca juga: Arek Suroboyo Memukul Juara Dunia Hingga Terpojok Di Sudut Ring)

Dari pihak Indonesia; Presiden Soekarno, Wakil Presiden Bung Hatta, Menteri Penerangan Amir Sjarifudin, Gubernur Soerjo, Residen Soedirman, Dul Arwono, Sungkono, Atmadji, Bung Tomo, Roeslan Abdulgani dan Soemarsono.

BACA JUGA: Arek Suroboyo Memukul Juara Dunia Hingga Terpojok Di Sudut Ring

Dari pihak Sekutu; Jenderal D.C.Hawthorn, Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby dan Kolonel Pugh.

Dalam perundingan itu, Mallaby bilang, pasukan yang berada di bawah komandonya, ribuan yang "missed or dead inclusive white officer. (hilang atau mati termasul perwira-perwira kulit putih.)"

BACA JUGA: SEJARAH BAHASA KITA…Dari Lisan hingga Tulisan

Maka dia meminta supaya pasukannya itu dikembalikan.

Mendengar itu, Soemarsono, Ketua Pemuda Republik Indonesia (PRI) menyahut, "dari kami, rakyat dan pemuda Indonesia korbannya sudah tentu lebih dari jumlah itu. Apakah you bisa mengembalikan?" tulisnya dalam buku Revolusi Agustus.

Bagaimana pun, ujung perundingan itu adalah gencatan senjata. Lalu, pihak Republik dan Sekutu konvoi bersama keliling Surabaya mengumumkan kesepakatan itu karena di sejumlah titik tembak-tembakan masih berlangsung. 

Tugas itu diembankan kepada Malabby dari pihak Sekutu dan dari pihak Indonesia, Residen Sugiri. 

Sore menjalang malam, konvoi delapan mobil itu tiba di gedung Lindeteves. Perang reda. Lalu perjalanan diteruskan ke gedung Internatio, dekat Jembatan Merah.

Perang sempat terhenti. Arek Suroboyo lantas mengerubungi rombongan konvoi dan mendesak pasukan Sekutu yang ada di dalam gedung menyerah. 

Saat akan memasuki gedung Internatio, Mallaby tertembak dan tewas seketika. Hingga hari ini siapa sebenarnya yang menembak Mallaby, masih misterius.

Sekutu menuduh pihak Republik-lah pelakunya. Sebaliknya, menurut pihak Indonesia, Mallaby tewas karena berondongan senjata Sekutu sendiri.

Nah, berdasarkan analisa Greg Poulgrain, Ph.D, Mallaby sengaja dikorbankan oleh Sekutu sebagai alasan untuk membalas dendam pada rakyat Surabaya atas kekalahannya dalam pertempuran tiga hari (28-30 Oktober 1945) itu.

(baca juga: RAHASIA!!! Ini Jurus Arek Suroboyo Mengalahkan Juara Dunia)

Sebab, setelah berhasil memulihkan kekuatan, beberapa hari kemudian, Sekutu benar-benar balas dendam. Surabaya diluluh-lantakkan pada 10 November 1945. (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TERNYATA...Bung Tomo Sempat Dicap Pengkhianat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler