Menjijikkan! Militan Maute Paksa Anak-Anak Ikut Bertempur

Selasa, 05 September 2017 – 06:37 WIB
Marinir Filipina patroli di Kota Marawi. Foto: AFP

jpnn.com, MINDANAO - Meski dikepung berbulan-bulan oleh tentara Filipina, militan Maute di Kota Marawi tetap memiliki banyak pasukan. Rahasia di balik kekuatan ini ternyata adalah praktik yang sangat mengerikan sekaligus menjijikkan.

Mereka memaksa anak-anak dan perempuan anggota keluarga sendiri angkat senjata untuk melawan militer. Demikian klaim yang diungkapkan militer Filipina kemarin, Senin (4/9).

BACA JUGA: Rohingya Semakin Memilukan, Di Mana Aung San Suu Kyi?

Sejak konflik di Marawi mencuat pada 23 Mei, ada 800 orang yang tewas dan 500 ribu orang terpaksa harus mengungsi. Mayoritas korban tewas adalah anggota militan Maute.

”Korban jiwa mungkin bakal lebih besar karena musuh kian putus asa,” ujar Kepala Militer di Mindanao Barat Letjen Carlito Galvez. Kemarin serangan intensif ke Marawi dilakukan dari darat dan udara.

BACA JUGA: Ribuan Rumah Rohingya Terbakar, Militer Myanmar Tuding ARSA

Galvez mengungkapkan, jika tanpa perempuan dan anak-anak yang dipaksa angkat senjata itu, jumlah militan Maute sudah sedikit.

Berdasar keterangan orang-orang yang berhasil melarikan diri dari Marawi, ada 80 penduduk laki-laki yang dipaksa melawan militer Filipina (AFP). Maute juga masih memiliki 56 tawanan yang seluruhnya umat kristiani.

BACA JUGA: Duterte Perintahkan Polisi Membunuh Idiot yang Nekat Melawan

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menargetkan pertempuran di Marawi selesai pada akhir tahun. Status darurat militer di seluruh kepulauan Mindanao juga selesai pada akhir tahun.

Berbeda dengan Duterte, Galvez memiliki target yang berbeda. Dia yakin Marawi bisa direbut lebih cepat. Sebab, setiap hari, AFP bisa membebaskan sekitar 35 bangunan.

”Dengan tingkat rata-rata tersebut, sangat mungkin, dalam tiga pekan, kota itu akan dikuasai pemerintah sepenuhnya,” tegasnya. Namun, target tersebut tidak bisa dipegang begitu saja. Sebab, sebelumnya, semua target AFP untuk membebaskan Marawi meleset.

Sementara itu, berdasar informasi intelijen yang digalang dari dunia maya, terungkap bahwa Abdullah Maute tewas dalam serangan sebulan yang lalu.

Abdullah dan Omarkhayam adalah pendiri kelompok militan Maute. Omarkhayam dan pemimpin militan negara Islam alias ISIS Asia Tenggara Isnilon Hapilon diyakini masih hidup dan ikut bertempur di Marawi.

”Tidak ada konfirmasi yang benar 100 persen sampai kami bisa melihat jenazahnya (Abdullah, Red). Tapi, kabar itu sudah cukup untuk memperkirakan dia telah tewas,” kata Galvez. Intelijen menggalang informasi dari unggahan di Facebook dan pembicaraan di Telegram tentang kematian Abdullah. (Reuters/TheStar/sha/c16/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayah Maute Bersaudara Meninggal dalam Tahanan Filipina


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler