Menkes Paling Memuaskan, Paskah Paling Buruk

Dikenal karena Sering Muncul di Media

Selasa, 23 Desember 2008 – 01:41 WIB
JAKARTA - Hasil survei berbagai lembaga riset menunjukkan kinerja pemerintahan di berbagai bidang dinilai kurang memuaskanNamun, popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat tetap melambung

BACA JUGA: Blok Politik Kontra SBY-JK Dideklarasikan



Reform Institute melakukan riset kinerja pembantu presiden yang dinilai memengaruhi persepsi publik tentang kinerja pemerintah
Dari hasil survei terhadap 2.500 responden di seluruh Indonesia pada kurun 13-25 November 2008 didapatkan nama-nama menteri yang menurut persepsi publik mempunyai kinerja memuaskan

BACA JUGA: Pemuka Agama Desak RUU Tipikor Segera Disahkan

Ada 36 nama menteri Kabinet Indonesia Baru (KIB) yang disurvei kinerjanya.

Hasilnya, kinerja Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dinilai paling memuaskan
Dia dipilih oleh 10,12 persen responden

BACA JUGA: Mantan Dubes Janji Kembalikan Duit Korupsi

Posisi kedua ada Menko Polhukam Widodo A.Sdengan 9,52 persenDisusul Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault yang mendapatkan simpati dari 8,04 persen respondenDi bawahnya ada Menko Kesra Aburizal Bakrie dengan 7,92 persenSementara posisi kelima ditempati Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan 6,32 persen.

Selain mendapatkan nama menteri yang kinerjanya memuaskan, diperoleh nama menteri yang kinerjanya paling burukDi posisi terbawah terdapat Kepala Bappenas Paskah Suzetta yang kinerjanya hanya diapresiasi 0,04 persen respondenSedikit lebih baik dari dia adalah Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman 0,12 persen, Menteri Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar dan Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Ashari dengan 0,16 serta 0,20 persenLalu, Menteri BUMN Sofjan Djalil dengan 0,24 persen.

Kemudian muncul pertanyaan terkait indikasi dari prestasi kinerja menteri yang berada di papan atasAda nama Adhyaksa Dault yang tak berhasil menyelesaikan masalah PSSI dalam melawan hegemoni Nurdin HalidAda juga nama Aburizal Bakrie yang tak henti-hentinya diterpa berita tentang derita korban lumpur Lapindo.

Menanggapi argumen tersebut, Direktur Reform Institute Yudhi Latief mengatakan, persepsi publik mudah terbentuk oleh media massaMenteri-menteri yang dinilai berprestasi adalah mereka yang rajin tampil di media’’Akhir-akhir ini muncul banyak program kementerian yang ditayangkan di televisi,’’ ujar Yudhi saat peluncuran hasil survei Reform Institute di Hotel Gran Melia Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (22/12).

Siti Fadilah Supari mempunyai program mingguan di sebuah televisi swastaNamanya Bincang-Bincang Bareng Bu Menkes (B4M)Sementara Adhyaksa Dault juga tampil secara berkala dalam acara Ngaji Bersama Menpora yang ditayangkan TVRIProgram-program sosialisasi dan iklan melalui media massa dinilai sangat efektif memengaruhi persepsi publik.

Di sisi lain, persepsi terhadap kinerja pemerintah sangat tidak apresiatifMisalnya dalam bidang ketertiban dan keamanan, hanya 22,56 persen responden yang menilai berhasilSisanya, 75,4 persen, menilai pemerintah gagalPada bidang kesejahteraan sosial, suara yang menilai pemerintah berhasil hanya 40,36 persenBidang ekonomi, 67,04 persen menilai pemerintahan SBY gagalSementara bidang politik hanya 51,68 persen yang menyatakan kinerja pemerintah berhasil.

Namun, indikasi kegagalan kinerja pemerintah tersebut tidak otomatis menurunkan citra SBY dan Partai DemokratHasil survei tersebut menempatkan posisi Partai Demokrat sebagai partai yang mempunyai tingkat elektibilitas tertinggi dengan 26,36 persenDitambah lagi, SBY juga masih menjadi capres terfavorit dengan dukungan tertinggi 42,18 persen’’Ini memang black box (misteri, Red) dunia politik kitaPemerintahnya dinilai gagal, tapi presiden dan partainya tetap terfavorit,’’ tambahnya.

Peneliti Reform Institute Kholied Novianto lalu memaparkan argumennya tentang ketidakkonsistenan sikap pemilih tersebutMenurut dia, hasil survei itu menunjukkan kegagalan lawan-lawan politik SBY untuk memanfaatkan kelemahan pemerintahan’’Kegagalan itu tidak mampu dikapitalisasi melalui isu-isu politik untuk menurunkan citra pemerintahan SBY,’’ paparnya.

Selain itu, Yudhi berpendapat bahwa SBY adalah tokoh yang mampu menjaga citraTerkait beberapa isu sensitif, seperti pengumuman kenaikan harga BBM, tidak dilakukannya sendiriDia melakukannya bersama Menteri KeuanganNamun, pengumuman penurunan harga BBM langsung dilakukan di Istana Negara dan oleh SBYTentang kelangkaan elpiji juga diberikan wewenang mengatasinya kepada Wapres

Sejumlah kementerian juga semakin intens me-launching program-program kesejahteraan masyarakat, seperti bantuan langsung tunai (BLT) dan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri, yang mampu dikapitalisasi dengan baik oleh Partai Demokrat sebagai keberhasilan pemerintah’’Program-program tersebut, operator di lapangannya orang-orang Partai Demokrat,’’ tambahnya.(cak/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Krisis, Industri Kehutanan Harus Inovatif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler