BACA JUGA: Hindari Impor Beras, Target Produksi Dinaikkan
Namun begitu, pembentukan Panja Inflasi tersebut tampaknya tidak terlalu mendapat respon dari pemerintah."Kalau nanti kita rasakan memang perlu, maka kita akan ikut
BACA JUGA: Tekan Inflasi, Raskin Disalurkan Dua Kali
Kita pasti akan dengarkan apa yang menjadi aspirasi DPR," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo, kepada wartawan di Jakarta, Jumat (14/1).Bukan hanya masih mempertimbangkan soal urgensi pemerintah terkait telah terbentuknya Panja Inflasi, Agus juga mengatakan bahwa pemerintah masih belum berencana untuk segera mengubah asumsi makro di APBN 2011
BACA JUGA: Menkeu Yakin Harga Minyak akan Stabil
Karena kita ini masih sangat awal sekali," tegas Agus.Seperti disebutkan sebelumnya, asumsi makro yang disepakati tersebut adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen, inflasi 5,5 persen, serta nilai tukar rupiah Rp 9.100 sampai Rp 9.200Selain itu juga, suku bunga Bank Indonesia (SBI) tiga bulan 6,5 persen, lifting minyak 965 barel/hari, serta harga minyak USD 80 per barel.
Namun, berbagai kalangan mulai mengkhawatirkan semakin tidak terkendalinya inflasi sepanjang 2010 laluImbasnya diyakini berdampak pada naiknya harga-harga barang di masyarakatKarena itu pula, Komisi XI DPR RI akhirnya memandang perlu dibentuknya Panja Inflasi untuk mengawal kinerja pemerintahKetua Panja Inflasi terpilih adalah Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz.
"Kita ingin pastikan bahwa pemerintah tidak lagi mencari kambing hitam, ketika inflasi tidak terkendaliBanyak target inflasi pemerintah yang tidak tercapai dan melesetKita ingin melindungi masyarakat, agar tetap memiliki daya tahan terhadap dampak inflasi ini," kata Harry mengenai alasan terbentuknya Panja Inflasi yang dipimpinnya(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Evaluasi, Harga Eceran BBM tak Berubah
Redaktur : Tim Redaksi