Menkeu Sri Mulyani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8,2 Persen, PAN: Tidak Realistis

Minggu, 30 Mei 2021 – 23:33 WIB
Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Guspardi Gaus. Foto: Humas FPAN DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Guspardi Gaus menilai target pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani di angka 7,1 hingga 8,3 persen di kuartal II terlalu optimistis dan cenderung kurang realistis.

“Kondisi ekonomi saat ini masih jauh dari kata pulih,” ujar Guspardi dalam siaran pers pada Minggu (30/5).

BACA JUGA: Soal Pertumbuhan Ekonomi, Syarief Hasan: Jangan Hanya Membuat Target Tinggi yang Ambisius

Menurut Guspardi, Menkeu terlalu bombastis dengan target pertumbuhan ekonomi yang tiba-tiba bisa melonjak sampai 8,2 persen di kuartal II /2021. Pada kuartal I tahun 2021 saja ekonomi kita masih minus 0,74 persen. Hal ini yang membuat perekonomian Indonesia masih tersandera resesi ekonomi.

Dia mempertanyakan, bagaimana cara mencapai pertumbuhan ekonomi setinggi itu? Sementara kebijakan yang diwacanakan Menkeu cenderung kontraproduktif, seperti wacana Tax Amnesty jilid II hingga menaikkan PPN,” ujar Guspardi.

BACA JUGA: Ketua DPD RI Minta Penetapan KPI Dipercepat untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi

Menurut dia, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang disampaikan pemerintah juga selalu meleset.

“Angka pertumbuhan ekonomi sepanjang rezim Jokowi juga tidak pernah mencapai 6 persen, ujar Politikus PAN ini.

BACA JUGA: Sultan Dorong Optimalisasi SIN Melalui Pembentukan Badan Khusus

Legislator asal Sumatera Barat itupun menegaskan, lebih baik pemerintah fokus pemulihan ekonomi dengan meningkatkan kosumsi domestik yang menjadi penopang ekonomi nasional, mengatasi masalah pengangguran yang kian membengkak, menarik investasi serta meningkatkan ekspor di tengah pandemi Covid-19 yang masih berkecamuk.

Selain itu, melakukan evaluasi kinerja  berbagai  kebjakan, program dan implementasinya  dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) daripada membuat prediksi yang muluk-muluk dan mengumbar optimisme yang rasanya sulit dicapai.

Di lain sisi sektor pariwisata terjun bebas dan sektor ritel berdarah-darah dengan banyaknya gerai yang tutup mulai dari Matahari Depstore, Golden Trully, Gramedia dan baru-baru ini Hero Group juga mengumumkan akan menutup gerai Giant di seluruh Indonesia.

Belum lagi sektor industri lainnya yang terpaksa merumahkan karyawan. Implikasinya tentu membuat angka penganguran yang kian meningkat. Tetapi Menkeu malah mengatakan angka pengangguran pada Februari 2021 turun 1,02 juta  orang.

“Perusahaan pelat Merah sekelas Garuda Indonesia pun tengah ketar-ketir yang terpaksa meminta karyawan untuk pensiun dini secara sukarela karena kondisi keuangan perusahaan,” ujar anggota Baleg DPR RI ini.

Untuk itu, Menkeu mesti mencermati kembali angka asumsi pertumbuhan ekonomi secara realistis. Angka yang di proyeksikan bisa mencapai 8,2% ini terlalu berat untuk di capai.

“Mematok proyeksi ekonomi yang tinggi tentu akan berimplikasi terhadap tingginya target penerimaan negara,” ujar Guspardi.(fri/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler