jpnn.com - JAKARTA - Meski nilai tukar rupiah sudah menyentuh angka terburuk Rp 14.000/USD, dan ada dorongan supaya pemerintah segera membentuk pusat krisis, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro berkeyakinan Indonesia tidak dalam kondisi krisis. Ini disampaikan Menkeu, usai pertemuan tertutup dengan pimpinan DPR di komplek Parlemen Jakarta, Senin (24/8) malam.
"Saya pikir kita (pemerintah dan DPR, Red.) tidak bicara krisis, karena tidak ada indikasi yang menyatakan kita (Indonesia) krisis," kata Bambang.
BACA JUGA: Kada Takut Belanjakan APBD, Rp 273 Triliun Disimpan di Bank
Bambang hadir dalam pertemuan dengan pimpinan DPR seperti Ketua Setya Novanto, Wakil Ketua Fadli Zon, Ketua Badan Anggaran Ahmadi Noor Supit dan jajaran, dalam rangka membahas RAPBN 2016. Diajuga mengakui bahwa saat ini kondisi perekonomian tidak menentu.
"Yang penting kita harus melihat urgensi RAPBN 2016 di kondisi yang tidak menentu. Kita tahu hari ini, market, sangat buruk, di seluruh dunia, tidak hanya Indonesia," ujar Bambang.
BACA JUGA: Ketua DPR Apresiasi Langkah Pemerintah Atasi Kondisi Ekonomi
Hal ini menurutnya sama dengan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, bahwa pemerintah akan berupaya menahan kondisi ekonomi yang semakin berat melalui APBN dan APBD.
"Kebetulan saat ini kita (pemerintah) sudah sepakat dengan DPR agar pembahasan APBN 2016 difokuskan pada penguatan struktur APBN-nya, baik asumsi atau struktur belanja yang diharapkan nanti bisa jadi jalan keluar dari tren perlambatan pertumbuhan yang sampai hari ini masih terjadi. Kira-kira garis besarnya itu," jelas Bambang.
BACA JUGA: Dirut Pelindo II Kritik Rencana Pemerintah Bangun Jalur KA
Dalam nota RAPBN 2016 pun, lanjutnya, pemerintah dan DPR telah mencantumkan asumsi dalam nota keuangan, semua berdasarkan range yang disepakati dengan DPR, dengan asumsi yang lebih realisitis.
"Realistis artinya cocok dengan prediksi di 2016, karena dunia ini kan saat ini sangat dynamic, susah untuk memprediksi. Jadi kita harus melihat pada kesempatan yang terakhir, kira-kira nilai tukar berapa, pertumbuhan berapa yang kira-kira paling cocok untuk menggambarkan ekonomi 2016," pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Ketua DPR Setya Novanto, mengatakan pertemuan tersebut sengaja dilakukan guna membahas RAPBN 2016, yang secara marathon akan dibahas bersama DPR dan pemerintah, sebagaimana nota keuangan yang telah disampaikan Presiden Jokowi.
"Jadi kita akan lakukan kordinasi, Banggar DPR, dengan Menkeu, bagaimana ini semua untuk kepentingan yang lebih jauh. Program-program pemerintah sudah dilakukan, Presiden sudah mencanangkan pada saat nota keuangan," tambahnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalau Terlambat, Indonesia Bangkrut
Redaktur : Tim Redaksi