Menko Airlangga Buka Kongres IX KSBSI

Sabtu, 08 Juli 2023 – 20:49 WIB
Menko Airlangga saat saat membuka Kongres IX Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) mengatakan ada dua langkah yang perlu dilakukan menghadapi bonus demografi. Yakni, meningkatkan produktivitas dan terus belajar. Foto: Ist.

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia perlu melakukan dua hal dalam menghadapi bonus demografi. Yakni, meningkatkan produktivitas dan harus melakukan continue learning atau belajar terus menerus.

Dia mengatakan hal tersebut saat membuka Kongres IX Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) di Jakarta, Sabtu (8/7). 

BACA JUGA: Pemerintah Dorong Inisiatif Edukasi dan Literasi Keuangan bagi Masyarakat

Menurutnya, jumlah penduduk usia kerja pada 2030 diperkirakan mencapai 201 juta atau setara 68,1 persen jumlah penduduk yang ada.

"Bonus demografi ini hanya satu kali dalam sejarah peradaban suatu bangsa dan bonus demografi ini untuk menentukan Indonesia mampu atau tidak lepas dari jebakan negara menengah."

BACA JUGA: Menko Airlangga Dorong Kerja Sama Indonesia dan Australia di Sektor Mineral Penting

"Ini menjadi tantangan, makanya harus meningkatkan produktivitas dan harus melakukan continue learning atau belajar terus menerus,” ujar Menko Airlangga.

Dia lantas menyampaikan kondisi terkini perekonomian Indonesia.

BACA JUGA: Menko Airlangga Dukung Kerja Sama Konkret RI-Australia di Bidang Critical Minerals

Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia yang baru dirilis mencapai 52,5 persen.

Menurut Airlangga pencapaian tersebut tidak terlepas dari kontribusi dan optimisme para pekerja maupun buruh.

"Angka tersebut tidak bisa ada tanpa adanya optimisme dari teman-teman buruh. Karena ini adalah yang tertinggi di kawasan Asean."

"Pertumbuhan 5 persen adalah pertumbuhan kedua tertinggi diantara negara G20. Pertumbuhan ini sekali lagi adalah kontribusi dari semua, dari para pengusaha dan juga dari para pekerja maupun para buruh,” ucapnya.

Dalam sambutannya Menko Airlangga juga menyampaikan tantangan yang dihadapi Indonesia, yakni rendahnya produktivitas tenaga kerja.

Terkait hal tersebut pemerintah berupaya menumbuhkan produktivitas tenaga kerja dengan meningkatkan kualitas para pekerja.

Salah satunya melalui program Kartu Prakerja yang seluruhnya dilaksanakan secara digital.

Terkait dengan transisi energi dari energi berbasis fosil ke renewable energy, akan banyak memiliki peluang pekerjaan.

Antara lain pengembangan industri berbasis solar, pengembangan geothermal, pengembangan hydro energy serta industri hijau (green energy).

Hal ini menjadi penting karena sektor green energy sangat berkaitan dengan para buruh.

Lebih lanjut Menko Airlangga mengapresiasi KSBSI atas suksesnya perhelatan G20 dimana KSBSI berperan aktif dalam Labour20.

Serikat buruh merupakan mitra strategis bagi pemerintah dalam mendorong tumbuhnya ekonomi yang inklusif.

"Salah satu kebijakan lain yang dibuat pemerintah yakni proyek strategis nasional, yang mempekerjakan banyak tenaga kerja."

"Ini yang terus didorong bahwa inti dari hampir seluruh program kerja pemerintah adalah untuk mendorong penciptaan lapangan kerja,” pungkas Menko Airlangga. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ILLC 2023, Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Pembelajaran Seumur Hidup di Era Disrupsi


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler