jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan strategi pemerintah dalam menjawab tantangan ekonomi global dan memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Menko Airlangga menyampaikan hal tersebut dalam forum Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025, Selasa (10/12).
BACA JUGA: Airlangga Dorong Investasi di KEK Makin Besar Tengah Perekonomian Global yang Dinamis
Menilik ketahanan ekonomi Indonesia yang solid di tengah ketidakpastian global serta potensi pertumbuhan yang optimis di tahun mendatang, pemerintah tetap optimistis target pertumbuhan ekonomi 8 persen dapat tercapai.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga menggarisbawahi bahwa fokus utama pemerintah saat ini antara lain memperkuat fundamental ekonomi domestik melalui pengelolaan inflasi, mendorong konsumsi, serta meningkatkan investasi.
BACA JUGA: Menko Airlangga Berharap Masyarakat Manfaatkan Momentum Harbolnas, BINA, & EPiC Sale
Sektor manufaktur menjadi salah satu andalan yang akan terus didorong pemerintah.
“Tentu tantangannya adalah dengan investasi sebesar 30 persen, kemudian dengan ICOR yang sekitar 6,5 persen maka pertumbuhan kita memang sekitar lima persen," kata Menko Airlangga saat menyampaikan keynote speech.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Perlu Bangun Jembatan antara Made in Indonesia dan Made in India
Namun menurut Menko Airlanga jika produktivitas bisa ditingkatkan dan terus melakukan pembangunan infrastruktur yang terkoneksi antara basis infrastruktur dan daerah produksi, ICOR (incremental capital output ratio) bisa diteken lebih ke bawah.
"Apalagi kalau ICOR kita bisa sampai kembali keempat dengan investasi 32 persen, maka angka delapan persen itu bisa dicapai,” ujar Menko Airlangga.
Hal itu, kata Menko Airlangga, merupakan upaya pemerintah agar seluruh infrastruktur yang terbangun terkoneksi dengan sarana produksi, baik itu bandar udara, pelabuhan laut, dan kawasan-kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
"KEK itu menjadi formula untuk tumbuh cepatnya ekonomi di Asia Pasifik,” imbuh Menko Airlangga.
Pemerintah melakukan transformasi ekonomi melalui optimalisasi KEK dengan realisasi investasi mencapai Rp 242,5 triliun, di mana 24 KEK telah dikembangkan untuk mempercepat hilirisasi dan industrialisasi.
KEK Gresik misalnya akan mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga dan menghasilkan 60 ton emas.
KEK menjadi kunci dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan inklusif.
Selain itu, Menko Airlangga juga menyoroti sektor pariwisata sebagai pilar penting dalam menciptakan pertumbuhan yang inklusif.
Penurunan tarif tiket domestik sebesar 10 persen dan rencana mengembalikan penerbangan langsung ke destinasi utama seperti tanjung kelayang di Bangka Belitung, Labuan Bajo, dan Mandalika diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.
Kemudian sebagai bagian dari komitmen yang kuat untuk melakukan transisi energi dan mewujudkan energi bersih, pemerintah mempercepat adopsi energi terbarukan di antaranya melalui mandatory B35 yang akan di-upgrade ke B40 tahun depan, serta pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Indonesia terus berkomitmen mengurangi emisi karbon hingga 30 juta ton CO2 per tahun, yang tentu selaras dengan target global.
Indonesia juga terus memperluas jaringan kerja sama internasional melalui partisipasi aktif di berbagai forum, seperti G20, APEC, ASEAN, IPEF, CPTPP, OECD dan BRICS.
Keberhasilan diplomasi ekonomi akan mencerminkan posisi strategis Indonesia dalam ekonomi global.
Terakhir, Menko Airlangga menekankan seluruh upaya pemerintah tersebut bertujuan menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan memperkuat daya saing ekonomi nasional.
Menurutnya, dengan target pertumbuhan 8 persen di masa mendatang, pemerintah optimistis Indonesia dapat menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada 2045.
“Tentu optimisme dan dukungan media ini menjadi penting, karena dari berbagai prioritas Bapak Presiden melalui Asta Cita, kita lihat bahwa secara singkat ketahanan energi, ketahanan pangan, itu menjadi program utama, ditambah makanan bergizi. Ini sudah menjadi global agenda, dan dirasa apa yang dilakukan Pemerintah ini sudah tepat. Ini merupakan investasi SDM Indonesia ke depan,” pungkas menko Airlangga. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi