Menko Airlangga: Kebijakan Berkelanjutan jadi Kunci Pertumbuhan Perekonomian Nasional

Sabtu, 17 Februari 2024 – 16:25 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia mampu menjadi salah satu negara yang tumbuh kuat dan persisten berada di level yang tinggi dibandingkan dengan sejumlah negara lain.

Pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2023 mampu melampaui beberapa negara peers, seperti Malaysia (3,77 persen) dan Korea Selatan (1,36 persen).

BACA JUGA: Menko Airlangga Pastikan Sektor Pertanian jadi Perhatian Utama Pemerintah

Kemudian, perekonomian nasional juga lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi negara G-20, seperti AS (2,5 persen), Perancis (0,9 persen) maupun Jerman yang mengalami kontraksi (-0,3 persen).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai prospek perekonomian nasional ke depan juga dinilai masih akan memiliki capaian optimal dengan ditunjukkan oleh angka purchasing managers index (PMI) Manufacturing Indonesia yang terus berada di level ekspansif pada Januari 2024 sebesar 52,9.

BACA JUGA: Airlangga Dukung Produksi Electric Vehicle untuk Pacu Industri Otomotif

Hal tersebut memberikan optimisme bahwa geliat ekonomi nasional semakin membaik, dan menjadi modal bagi pencapaian target ekonomi mendatang seiring dengan proyeksi perbaikan ekonomi global.

"Dengan proyeksi yang ada, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu berbagai lembaga memprediksi pertumbuhan Indonesia sampai tahun 2025, seperti IMF masih memprediksi kita di angka lima persen," ungkap Menko Airlangga dalam keterangan resminya yang diterima, Sabtu (17/2).

BACA JUGA: Airlangga Sebut Omoda E5 Berbasis Baterai Nikel, Chery: Kami Gunakan LFP

Selain IMF, lanjut dia, World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai 2025 mendatang antara 4,9-5 persen, dan OECD di angka 5,2 persen.

"Jauh di atas rata-rata proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dan di atas pertumbuhan ekonomi emerging market seperti Tiongkok," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Menko Airlangga, kebijakan berkelanjutan yang diambil menjadi kunci pertumbuhan perekonomian ke depan.

"Walaupun kita menyadari ada risiko-risiko ke depan,” imbuh Menko Airlangga.

Guna memastikan stabilitas dan ketahanan ekonomi ke depan, kata Menko Airlangga, sejumlah kebijakan prioritas telah disiapkan pemerintah.

Mulai dari revitalisasi mesin konvensional melalui peningkatan produktivitas dan daya saing dengan Program Kartu Prakerja, pelatihan vokasi, dan implementasi UU Cipta Kerja, pembangunan infrastruktur dengan melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Kemudian pembangunan MRT dan kereta cepat, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Ibu Kota Nusantara (IKN), serta Reforma Agraria, perluasan kerja sama internasional, dan penguatan ketahanan pangan.

Pemerintah juga akan mendorong mesin perekonomian baru melalui digitalisasi, transisi energi berkelanjutan, industrialisasi dengan hilirisasi yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi.

Selanjutnya, penguatan ketahanan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat juga akan dilakukan pemerintah melalui berbagai perlindungan sosial, termasuk menjaga daya beli masyarakat rentan, pembiayaan mikro, dan padat karya tunai.

Sebagai informasi, menutup tahun 2023 pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV justru kembali mencatatkan angka solid sebesar 5,04 persen (yoy) atau lebih tinggi dari triwulan III 2023 yang tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy)

Secara full year, pertumbuhan ekonomi nasional di sepanjang 2023 yang masih diliputi dengan berbagai tantangan ekonomi global, mulai dari potensi pelambatan ekonomi, peningkatan tensi geopolitik, risiko inflasi, hingga perubahan iklim, juga mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan sebesar 5,05 persen (ctc).

Secara lebih rinci, capaian positif pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan IV 2023 tersebut ditopang dengan penguatan kinerja sejumlah komponen pada sektor lapangan usaha.

Tercatat, sektor konstruksi mampu tumbuh sebesar 7,68 persen (yoy) dan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar kedua setelah industri pengolahan yang memiliki capaian sebesar 4,07 (yoy).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi secara full year tahun 2023 yang menunjukkan kinerja impresif juga ditopang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,82 persen (yoy), serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai 4,40 persen (yoy).

Dari sisi lapangan usaha, sektor yang mengalami pertumbuhan signifikan yakni transportasi dan pergudangan sebesar 13,96 persen (yoy).

Pada sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dialami oleh konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 9,83 persen (yoy).

Terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan PMTB, serta meningkatnya pertumbuhan sektor konstruksi tersebut merupakan implikasi dari upaya yang telah dijalankan pemerintah dalam menstimulasi perekonomian nasional pada triwulan IV 2023 lalu.

Antara lain stimulus sektor perumahan melalui kebijakan PPN Perumahan Ditanggung Pemerintah dan pemberian subsidi biaya administrasi bagi perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, penebalan bansos untuk mitigasi El Nino dan menjaga daya beli, serta akselerasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk penguatan UMKM.

Secara spasial, seluruh wilayah di Indonesia juga terus mengalami penguatan dengan dominasi kontribusi terbesar kepada PDB nasional berasal dari Pulau Jawa, yakni mencapai 57,05 persen.

Pertumbuhan ekonomi yang signifikan juga dicapai oleh Provinsi Maluku Utara 20,49 persen, dan Sulawesi Tengah 11,91 persen, yang ditopang oleh kinerja industri pengolahan logam dasar sebagai implikasi dari kebijakan hilirisasi. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler