Menko Airlangga: Pelabuhan Patimban Bisa Jadi Center of Gravity untuk Jateng dan Jabar

Kamis, 25 Januari 2024 – 22:35 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat berbicara dalam Investor Daily Dialog yang bertajuk “Patimban dan Masa Depan Ekonomi” di Pamanukan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Rabu (24/01). Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, SUBANG - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Pelabuhan Internasional Patimban telah menjadi episentrum baru dalam pengembangan perekonomian dan industri di luar Jakarta.

Pelabuhan Patimban juga bisa mendorong roda perekonomian baru, terutama di Kawasan Rebana yang meliputi daerah Cirebon, Subang, dan Majalengka.

BACA JUGA: Menko Airlangga Sebut Pelabuhan Patimban jadi Urat Nadi Pengembangan Kawasan Rebana

Menko Airlangga mengemukakan beroperasinta Pelabuhan Patimban tidak hanya menguntungkan di sektor logistik, tetapi juga membuka peluang investasi untuk usaha-usaha penunjang pelabuhan. 

Adanya pembangunan Pelabuhan Patimban memberikan perubahan potensi ekonomi lokal, antara lain dengan terbukanya lapangan pekerjaan di sektor infrastruktur dan membuka peluang UMKM khususnya yang bergerak di sektor kuliner dan penginapan.

BACA JUGA: Tinjau Kawasan Banjir Rob di Pantura, Menko Airlangga Siapkan Strategi Ini

“Pelabuhan itu adalah alat untuk ekonomi tumbuh. Di seluruh dunia, tidak ada kota pelabuhan yang tidak maju. Oleh karena itu, Patimban dan Subang tentunya akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru,” kata Menko Airlangga dalam keterangan resminya yang diterima, Kamis (26/1).

Pelabuhan Patimban menjadi sangat strategis di masa depan lantaran juga ditopang infrastruktur pendukung, seperti Bandara Kertajati dan akses jalan tol.

BACA JUGA: Tandatangani Kontrak Paket 5, Kemenhub Lanjutkan Pembangunan Pelabuhan Patimban

Menko Airlangga menegaskan Pelabuhan Patimban yang akan terkoneksi dengan jalan tol akses pelabuhan juga mendukung penurunan biaya logistik, karena mempercepat waktu tempuh dari Kawasan Industri ke pelabuhan. 

Hal ini juga berdampak pada efisiensi pemakaian bahan bakar serta menekan ongkos transportasi dengan meningkatkan frekuensi distribusi barang.

"Patimban diharapkan bisa menjadi center of gravity untuk Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tentu bisa ekspor langsung dengan biaya lebih sedikit, lebih murah," ujar Menko Airlangga.

Hal ini mengingat persaingan yang dihadapi Indonesia juga dengan negara lain.

"Kalau negara lain, biaya logistik kurang dari sepuluh persen, Indonesia baru menargetkan delapan persen di tahun 2045,” ungkap Menko Airlangga.

Lebih lanjut Menko Airlangga menegaskan return dari Pelabuhan Patimban tentu menjadi daya tarik bagi investor dalam jangka panjang. 

Sementara itu, bagi pemerintah, multiplier effect yang tercipta dari pembangunan Pelabuhan Patimban menjadi suatu hal yang penting.

“Jadi, pelabuhan ini menjadi pengungkit untuk kawasan,” kata Menko Airlangga.

 Menko Airlangga juga mendorong generasi muda untuk turut andil dalam proses pertumbuhan kawasan sekitar Patimban.

Menurutnya, dukungan dari para pelaku usaha juga sangat diperlukan untuk mengembangkan Pelabuhan Patimban sehingga semakin membuka kesempatan lapangan kerja.

Selain itu, mengoptimalkan pemanfaatan Pelabuhan Internasional Patimban bagi kemajuan ekonomi. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler