Tinjau Kawasan Banjir Rob di Pantura, Menko Airlangga Siapkan Strategi Ini

Kamis, 25 Januari 2024 – 12:19 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau langsung kawasan banjir rob di Indramayu. Kemenko Perekonomian

jpnn.com, INDRAMAYU - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau langsung kawasan banjir rob di kawasan pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa, yakni di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur Indramayu, Rabu (24/1).

Dia menyebut kunjungan itu untuk mengatasi masalah dan mencari solusi agar banjir rob agar tidak terulang kembali

BACA JUGA: Menko Airlangga Sebut Pelabuhan Patimban jadi Urat Nadi Pengembangan Kawasan Rebana

“Kami mengunjungi bendungan-bendungan yang dibangun oleh Kementerian PUPR di desa Eretan untuk menanggulangi akibat banjir rob. Kami lihat di dalam perjalanan ada beberapa rumah yang tidak ditinggali dan ada yang ditinggali," Menko Airlangga.

"Oleh karena itu Pemerintah membangun bendungan sekaligus ke depannya membentuk polder-polder agar air yang masuk bisa disedot keluar,” sambungnya.

BACA JUGA: Menko Airlangga Dorong Pelabuhan Patimban Jadi World Class Terminal

Dalam memitigasi risiko bencana di sepanjang pesisir Pantura Jawa tersebut, pemerintah terus berupaya melakukan intervensi melalui sejumlah kebijakan strategis yang komprehensif.

Salah satu kebijakan tersebut, yakni dengan pembangunan tanggul pengaman pantai dan sungai serta pembangunan sistem polder dan pompa di wilayah utara Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat yang juga menjadi salah satu bagian dari Proyek Strategis Nasional.

BACA JUGA: Program Kartu Prakerja Berlanjut, Menko Airlangga Ingin Buka Akses Pelatihan di Luar Negeri

Pemerintah melakukan pembangunan Major Project Pengaman Pesisir 5 Perkotaan Pantura Jawa, yakni Jabodetabek, Cirebon Raya, Kedungsepur, Petanglong, dan Gerbangkertosusila.

Pemerintah melalui penyediaan akses air minum perpipaan, pemantauan penurunan tanah dan kualitas air, pembangunan tanggul pantai, serta pengolahan air limbah.

Selain itu, sebagai solusi jangka panjang, Pemerintah telah menyiapkan konsep pembangunan Giant Sea Wall. Salah satunya berada pada Tol Semarang – Demak.

Konsep pembangunan Giant Sea Wall nantinya tidak hanya berperan sebagai bangunan pelindung, tetapi sekaligus juga sebagai sarana konservasi lingkungan kelautan dan perbaikan kehidupan masyarakat, peningkatkan penyediaan sanitasi, air bersih, konektivitas dan aksesibilitas, penciptaan lapangan kerja, serta penataan kawasan yang lebih adaptif dan inklusif.

Menko Airlangga melihat langsung lokasi struktur pemecah gelombang dan tanggul pantai yang berada di Desa Eretan Kulon.

Bangunan tanggul tersebut hanya bersifat sementara untuk menjaga agar garis pantai tidak mengalami kemunduran kembali akibat abrasi.

Desa Eretan Kulon sendiri merupakan salah satu desa yang merasakan dampak langsung dari degradasi lingkungan dan perubahan iklim seperti penurunan muka tanah, kenaikan permukaan laut, dan abrasi pantai.

Selain itu, masyarakat Desa Eretan Kulon juga sangat terdampak dengan adanya banjir rob, yang bahkan pernah mencapai ketinggian 1 meter.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Anggota DPR RI, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Dida Gardera, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Wahyu Utomo, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Ferry Irawan, Staf Ahli Bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan Sumber Daya Manusia Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Asisten Deputi Pangan Kemenko Perekonomian Muhammad Saifulloh, Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Gede Edy Prasetya, serta sejumlah perwakilan dari Pemerintah Daerah Indramayu, Perum BULOG dan PT Pos Indonesia. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenko Perekonomian Tata Ekosistem Logistik lewat NLE


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler