Menko Airlangga Ungkap Strategi Penguatan Ekonomi Indonesia Sudah di Jalur yang Benar

Jumat, 26 Januari 2024 – 06:48 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan paparan di acara Investor Daily Round Table yang bertema 'Tantangan Ekonomi di Tahun Politik' di Cirebon, Jawa Barat pada Rabu (24/1). Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, CIREBON - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan Indonesia memiliki fondasi ekonomi yang kuat dan mampu menghadapi ketidakstabilan kondisi geopolitik dan ekonomi global saat ini.

Dia menyebutkan perekonomian Indonesia tumbuh positif 4,94 persen (yoy) atau 5,05 persen (ctc) pada kuartal ketiga 2023 dengan tingkat inflasi yang masih terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen, yakni sebesar 2,61 persen (yoy) pada Desember 2023.

BACA JUGA: Menko Airlangga: Pelabuhan Patimban Bisa Jadi Center of Gravity untuk Jateng dan Jabar

Neraca perdagangan Indonesia juga kembali mencatatkan surplus pada Desember 2023 dengan nilai yang mencapai USD 3,31 miliar.

Angka tersebut kembali melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau telah berlangsung selama 44 bulan berturut-turut.

BACA JUGA: Menko Airlangga Sebut Pelabuhan Patimban jadi Urat Nadi Pengembangan Kawasan Rebana

Bahkan, untuk pertama kalinya sejak 2008, tercipta surplus dengan Tiongkok, yakni sebesar USD 2,06 miliar pada 2023.

Menko Airlangga juga mengatakan kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu mencetak USD 258,82 miliar dan masih lebih tinggi dari nilai impor yang sebesar USD 221,89 miliar.

BACA JUGA: Menko Airlangga Pastikan Langsung Bantuan Pangan & KUR Kepada Masyarakat di Indramayu

“Dengan demikian sebetulnya langkah-langkah makro yang dilakukan pemerintah Indonesia sudah berada dalam track yang benar," ujar Menko Airlangga dalam keterangannya yang diterima, Jumat (26/1).

Menko Airlangga mengungkapkan di tengah berbagai tekanan dan ketidakpstian global dan pascapandemi Covid-19, Indonesia telah masuk negara menengah atas (upper middle income country).

"Tidak banyak negara masuk di upper middle income country secara konsisten. Dan kita diperkirakan di tahun 2024, income per kapita bisa menembus di angka USD 5.300 sampai dengan USD 5.400,” ungkap Menko Airlangga.

Dalam paparannya di acara Investor Daily Round Table yang bertema 'Tantangan Ekonomi di Tahun Politik' di Cirebon, Jawa Barat pada Rabu (24/1), Menko Airlangga juga menyinggung pembangunan proyek jangka panjang Giant Sea Wall (GSW) atau tanggul laut raksasa.

Proyek ini bertujuan menjaga keberlangsungan Pulau Jawa sebagai salah satu mesin utama ekonomi nasional.

Menko Airlangga menilai perlindungan pesisir pulau Jawa akan meningkatkan resiliensi baik secara ekonomi maupun keamanan.

“Koridor utara Jawa itu menjadi sebuah koridor yang seharusnya tidak ada gangguan. Nah, salah satu tidak ada gangguan itu adalah untuk menekan logistic cost lebih rendah dari 20 persen. Nah, salah satunya tadi ada Pelabuhan Patimban. Jadi selain yang Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, ada Patimban," paparnya.

Dia menyebut Pelabuhan Patimban memiliki potensi yang sangat membantu di kawasan utara bagian barat, terutama untuk industri otomotif dan manufaktur.

Hal ini dibuktikan dalam waktu singkat kapasitas untuk ekspor otomotif yang disiapkan sekitar 218 ribu, langsung 100 persen tahun lalu.

"Itu membuktikan gerakan ekonomi utara yang luar biasa,” tegas Menko Airlangga.

Dalam kesempatan itu, Menko Airlangga menerangkan sejumlah kebijakan strategis Pemerintah dalam mendukung penguatan ekonomi Indonesia, seperti Program Bantuan Pangan yang turut menjaga daya beli dan level inflasi nasional.

Kemudian pemberdayaan UMKM melalui program KUR, penguatan daya saing dan nilai tambah industri melalui hilirisasi, mendorong ekspor dan menjaga resiliensi sektor eksternal.

Selain itu, peningkatan produktivitas SDM, pemerataan pembangunan dan konektivitas, peningkatan kerja sama internasional, serta kemudahan berusaha dan peningkatan investasi.

“Tetapi kita lihat beberapa negara pengungkit, seperti Amerika Serikat sudah mulai bisa menangani inflasinya dan pertumbuhannya juga sudah bisa kelihatan, demikian pula dengan China, dan Indonesia di region Indo-Pasifik ini berharap bahwa ini menjadi wilayah yang sangat dinamis. Dan pertumbuhan ekonomi dunia ini berbasis pada Indo-Pasifik,” pungkas Menko Airlangga. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler