jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo optimistis jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai di atas 5%. Salah satu caranya, Presiden memerintahkan perusahaan konstruksi BUMN untuk menggenjot belanja modalnya dalam percepatan pembangunan infrastruktur di dalam negeri.
Namun, menurut pakar politik dari Universitas Indonesia, Cecep Hidayat, masalah perekonomian juga tidak lepas dari belum maksimalnya kinerja konsolidasi Kementerian Bidang Kemaritiman.
BACA JUGA: Ronny Sompie Bakal Gembleng Penyidik Imigrasi agar Makin Galak
"Maritim ini kan kementerian baru yang membawahi perhubungan, kelautan dan perikanan, pariwisata, dan ESDM. Namun konsolidasinya masih kurang," katanya di Jakarta, Selasa (11/8).
Dikatakan Cecep, dalam waktu enam bulan seharusnya Menko Maritim Indroyono Soesilo, sudah mempunyai komunikasi yang baik dengan kementerian yang dibawahinya. Karena itu Cecep memandang dalam kerangka reshuffle kabinet, hal ini harus jadi pertimbangan presiden.
BACA JUGA: Ternyata Diumumkan Tepat Pukul 7 Sebelum Acara 17 Agustus Dimulai
"Untuk itu, dalam evaluasi reshuffle kali ini, komunikasi dan konsolidasi harus menjadi poin yang sangat dipertimbangkan," lanjutnya.
Terkait munculnya sejumlah nama yang disebut-sebut akan menduduki posisi Menteri Kemaritiman, seperti mantan Panglima TNI Moeldoko, mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin, mantan Kepala BIN Marciano Norman, Cecep menilai sah-sah saja nama itu muncul di publik.
BACA JUGA: Kemenhub Bangun 8 Unit Kapal Perintis Bernilai Rp246,6 Miliar
Militer menurut Cecep mempunyai latar belakang organisasi yang kuat. "Mereka akan lebih mudah untuk konsolidasi. Namun, tentu kebutuhannya tak hanya itu. Mereka harus bisa mengejawantahkan ide-ide maritim dari presiden," tambahnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penilaian Akhir Para Komandan Upacara HUT RI di Istana Tunggu Gladi Bersih
Redaktur : Tim Redaksi