jpnn.com - JAKARTA- Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menghadapi pergantian dosen.
Pasalnya, lima tahun ke depan, sepuluh ribu dosen akan pensiun.
BACA JUGA: Alhamdulillah, Gaji Guru Sekolah Ini Akhirnya Dicairkan
Itu berarti, hanya dalam waktu singkat pemerintah harus menyiapkan penggantian dosen.
"Formasi dosen dalam rekrutmen pegawai sangat kecil, bahkan hampir tidak ada. Ini akan jadi masalah besar," ujar Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti dalam diskusi pendidikan di Jakarta, Senin (5/12).
BACA JUGA: Kualitas Dosen Indonesia Lebih Rendah Dibanding Malaysia
Apalagi, lanjut Ghufron, dosen S1 berusia 31-33 masih lebih tinggi.
Belum lagi masalah matching program bidang ilmu dan formasi yang dibutuhkan pembangunan.
BACA JUGA: Unpad Dorong Penggunaan Energi Terbarukan
"Banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan saat ini yaitu sektor infrastruktur dan kemaritiman," terangnya.
Dia mencontohkan lulusan S1 lebih banyak di program studi agama, ilmu sosial, ilmu kesehatan.
Sementara ilmu teknik dan kemaritiman malah tidak ada. Padahal itu yang dibutuhkan pembangunan infrastruktur. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Astaga! Atap Sekolah Tiba-Tiba Ambruk
Redaktur : Tim Redaksi