jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani tampak bersukacita usai menghadiri pagelaran balet karya agung berjudul Raise the Red Lantern oleh National Ballet of China, di Ciputra Artpreneur Theatre Retail Podium, Ciputra World, Jakarta, Rabu (2/11) malam.
Kehadiran Mbak Puan ini mewakili Presiden Joko Widodo, yang diundang secara khusus oleh Duta Besar China untuk Indonesia, Xie Feng.
BACA JUGA: Top, Sikap Panglima TNI soal Demo 4 November Patut Dipuji
Menurut Menko PMK, pagelaran balet ini menjadi sarana emas bagi Indonesia dan China untuk mempererat hubungan diplomatik kedua negara. Apalagi kesenian balet karya agung sudah sangat tersohor dan telah dipentaskan lebih dari 400 kali serta mendapat sambutan baik di negara-negara yang dikunjungi.
Puan mengatakan, setiap negara memiliki beraneka ragam seni dan budaya yang merupakan ekspresi estetis dan filosofis yang membangun identitas dan karakter suatu bangsa. Kekayaan budaya ini sangat bermanfaat dalam membangun persahabatan melalui kebudayaan antarbangsa di dunia.
BACA JUGA: Ternyata Ini Alasan KPK Periksa Kajati Sumbar dan Kajari Padang
"Suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi bangsa Indonesia mendapat kesempatan melihat pergelaran balet karya agung Raise the Red Lantern oleh National Ballet of China. Diplomasi kebudayaan yang penuh damai antarnegara seperti halnya melalui pagelaran balet ini bisa membawa dampak positif untuk perdamaian dunia yang kita idamkan bersama," ujar Menko Puan.
Selain Menko PMK, turut hadir dalam acara ini, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
BACA JUGA: 10 Ribu Massa Persis Bakal Gabung Aksi 4/11
Mbak Puan menjelaskan, hubungan baik Indonesia dan China memiliki sejarah yang sangat panjang. Bahkan hubungan persahabatan itu sudah terjadi jauh sebelum kedua negara meraih kemerdekaannya. Kapal-kapal China, Indonesia, maupun bangsa lain telah melayari jalur perdagangan di dunia yang dikenal sebagai Jalur Sutra Laut selama ribuan tahun yang lalu.
"Meskipun pelayaran tersebut utamanya dalam rangka perdagangan, namun interaksi dari kegiatannya telah membawa pengaruh budaya yang timbal balik antarnegara khususnya antara China dan Indonesia," imbuhnya.
Sejarah mencatat, hubungan antara kedua negara sangat berkontribusi atas suksesnya pelaksanaan Konferensi Asia Afrika I pada 18 April 1955 di Indonesia, yakni melalui peran kunci Perdana Menteri Republik Rakyat China, Zhou Enlai dan Presiden Republik Indonesia Soekarno.
Kedua tokoh tersebut selama masa hidupnya menunjukkan keteladanan sikap yang saling menghargai dalam perbedaan dan sikap penuh komitmen atas apa yang diucapkan dan ditetapkan.
"Keduanya bahu membahu dalam mewujudkan kesetiakawanan negara-negara Asia-Afrika yang baru merdeka dan dalam membangun hubungan antar negara-negara di dunia yang adil dan sederajat," imbuh Puan.
Hubungan persahabatan Indonesaia dan China terus terbina dengan baik hingga saat ini. Hubungan baik itu dibuktikan dengan semakin meningkatnya kerja sama, terutama dalam bidang investasi, perdagangan, dan kegiatan kunjungan wisata.
"Salah satu hubungan diplomatik yang baik antara Indonesia dan China itu dibuktikan juga dengan kebudayaan yang penuh damai antarnegara, seperti halnya melalui pagelaran balet saat ini," lanjutnya.
Karena itu pula, Menteri Puan menyampaikan apresiasi kepada rakyat dan pemerintah Republik Rakyat China, khususnya Duta Besar Republik Rakyat Cina, Bapak Xie Feng, atas inisiatif menggelar Acara Pagelaran Ballet Raise the Red Lantern oleh National Ballet China.
"Kami yakin bahwa pergelaran balet ini yang merupakan perpaduan gerakan, nada dan ekspresi seni tari tradisional dan modern ini sangat menghibur kami semua yang ada di sini. Semoga ke depan kerja sama antara Pemerintah Republik Rakyat China dan Republik Indonesia bersama negara-negara sahabat lainnya semakin baik dan bermakna dalam rangka memelihara ketertiban dan perdamaian dunia yang abadi," pungkas Menteri Puan. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Jadwal Sidang Perdana Irman Gusman
Redaktur : Tim Redaksi