Menkumham Dorong Semua Unit Kemenkumham Punya Pojok Baca

Selasa, 31 Oktober 2017 – 00:33 WIB
Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly berpidato pada upacara peringatan Hari Dharma Karyadhika (HDKD) 2017 di lapangan upacara Kemenkumham, Jakarta, Senin (30/10). Foto: Kemenkumham

jpnn.com, JAKARTA - Manusia sebagai makhluk Tuhan yang dikaruniai akal dan pikiran perlu senantiasa belajar dan memperluas ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, berolah rasa dan memperbaiki perilaku. Membaca adalah salah satu cara yang mudah dan murah yang bisa dilakukan seluruh lapisan masyarakat untuk meng-up grade pengetahuan.

Pesan itulah yang disampaikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly saat menyampaikan pidato sambutan pada upacara peringatan Hari Dharma Karyadhika (HDKD) 2017 di Jakarta, Senin (30/10). HDKD merupakan hari kelahiran Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) yang kini dipimpin Yasonna.

BACA JUGA: Menkumham Berikan Penghargaan untuk Pegawai Teladan di HDKD

“Dengan membaca, kita dapat membuka jendela dunia dan menambah wawasan. Membaca dan menulis adalah perpaduan aktivitas yang sangat memungkinkan dilakukan dalam kondisi apa pun,” ucap Menteri Yasonna kepada jajaran Kemenkumham.

Menkumham melanjutkan, dengan membaca dan menulis maka seseorang dapat menemukan banyak hal-hal yang unik dan menarik, sekaligus memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir. Menulis pun dapat menginspirasi orang lain melalui tulisan-tulisan yang dibuat.

BACA JUGA: Kemenkumham Peringati HDKD, Ini Pesan Menteri Yasonna

Bahkan, membiasakan membaca dan menulis akan menjadikan sebagai orang yang cerdas dan bermanfaat.  Budaya membaca dan menulis itu juga harus harus ditumbuhkan di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

“Budaya ini juga perlu ditumbuhkembangkan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan. Walau dengan keterbatasan yang ada,” ucap Menteri Yasonna.

BACA JUGA: Besok, Kemenkumham Buka 3 Pelayanan Publik di Ancol

Karena itu dalam peringatan HDKD 2017, Menkumham meminta kepada seluruh satuan kerja di Kemenkumham untuk menyediakan fasilitas pojok baca yang sederhana namun penuh dengan makna. Semisal, menyediakan buku-buku di perpustakaan Rumah Tahanan Negara (Rutan), Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Balai Pemasyarakatan (Bapas).

“Hal itu perlu diperbanyak dan dibuat bervariasi, demikian pula dengan menulis, perlu dikembangkan tempat atau wahana untuk menyalurkan keluh kesah mereka. Sehingga ruang berekspresi tersedia walau dalam keterbatasan,” harapnya.

Menteri asal Sumatera Utara itu juga menyarankan supaya buku-buku untuk pojok baca yang diperoleh secara swadaya ataupun sumbangan dari para pegawai yang mengedepankan prinsip dari kita oleh kita. Dengan adanya pojok baca, Yasonna mengharapkan pengetahuan pegawai maupun WBP pun bertambah.

Manfaat pojok baca bagi pegawai adalah agar mampu berkinerja tinggi dan lebih berkualitas. Sedangkan bagi WBP, pojok baca sejalan dengan program pembinaan yang selama ini sudah berjalan di lapas/rutan, yakni program pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian.

Dalam program pembinaan kepribadian, WBP didorong untuk membaca sekaligus memahami buku-buku keagamaan, hukum, kesadaran berbangsa dan negara, serta pengetahuan lainnya. Sementara melalui program pembinaan kemandirian, WBP dikembangkan minat dan bakat menulis.

Pojok baca WBP juga membuka kesempatan luas bagi para tahanan anak, narapidana dan klien pemasyarakatan yang termarjinalkan karena melanggar hukum untuk memperluas pengetahuan. Bahkan, Yasonna meyakini pojok baca bisa menggugah para WBP untuk menulis.

“Karya tulisan pun dapat dihasilkan oleh mereka meskipun dalam belenggu terali besi. Sehingga diharapkan muncul produk-produk tulisan WBP yang berkualitas, serta dapat dinikmati dan diminati oleh masyarakat,” ucapnya.

Kemenkumham dalam momentum peringatan HDKD tahun ini juga menjalin kerja sama melalui nota kesepahaman dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Kompas Gramedia, PT POS Indonesia (Persero), Pustaka Begerak, dan Forum Lingkar Pena. “Nota kesepahanan ini Tentang Peningkatan Budaya Membaca dan Menulis bagi Tahanan, Anak, Narapidana dan Klien Pemasyarakatan,” tutur Yasonna menjelaskan.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirjen PP Kemenkumham Ajak Pemuda Teladani Jong Se-Indonesia


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler