Menlu AS Harapkan Jalur Politik

Rampungkan Kasus Syria

Selasa, 10 September 2013 – 06:57 WIB

jpnn.com - LONDON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry menyatakan, solusi terbaik untuk konflik Syria adalah melalui jalur politik. Namun, serangan militer tetap diperlukan.

 

Tujuannya, menghentikan rezim Bashar al Assad yang membantai rakyatnya menggunakan senjata kimia.

BACA JUGA: Lukisan Van Gogh Ditemukan Setelah Hilang Seabad

Itu diungkapkan Kerry di kantor Deplu Inggris di London setelah berbincang dengan Menlu Inggris William Hague. Kerry menegaskan bahwa harus benar-benar ada sebuah resolusi dari PBB untuk masalah tersebut.

BACA JUGA: Perangi Obesitas, Meksiko Terapkan Pajak Softdrink

"Diharapkan, pihak-pihak yang berseteru terdorong untuk bernegosiasi dalam kerangka solusi politik," katanya.

William mengungkapkan, Washington tetap mendukung posisi Inggris secara diplomatik. Inggris pun menyatakan tidak ambil bagian dalam operasi militer di Syria. Sebelumnya, Parlemen Inggris menolak segala bentuk keterlibatan dalam penyerangan ke Syria pada sebuah voting akhir bulan lalu.

BACA JUGA: Ekspor China Kembali Pulih

"Inggris akan terus berperan aktif dalam penyelesaian krisis Syria. Kami bakal bekerja sama dengan negara sekutu," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyerukan diadakannya pertemuan internasional di Moskow. Tujuannya, mencari jalan damai bagi Syria dan mencegah serangan militer AS.

Bersama koleganya, Menlu Syria, Sergey menjelaskan bahwa AS berada di belakang pemberontak dan mencegah Rusia duduk bersama dalam sebuah konferensi damai di Jenewa. Sergey juga mengulangi klaimnya bahwa yang memakai senjata kimia justru adalah kelompok pemberontak.

Tetapi, Kerry malah menuding Assad-lah yang enggan bernegosiasi kalau ada orang yang berniat menghentikannya menggunakan senjata kimia. Kerry pun menegaskan, pemberontak tidak mempunyai kemampuan ilmu pengetahuan dan teknik militer untuk melakukan serangan kimia.

Roket-roket senjata kimia itu pun diluncurkan dari Damaskus, wilayah kekuasaan Assad. "Buktinya sangat kuat. Pertanyaannya sekarang, apa yang harus kita lakukan? Membiarkannya? Diam saja?" ucap Kerry.

Presiden Bashar al Assad dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi PBS pada Minggu (8/9) dan disiarkan Senin (9/9) waktu setempat menegaskan, tidak ada bukti bahwa pemerintahnya menggunakan senjata kimia. Charlie Rose, wartawan yang mewawancarai Assad, menyatakan bahwa pemerintah Syria siap menghadapi dan membalas segala bentuk serangan AS dan sekutunya.

Assad menambahkan, negara sekutu Syria siap ikut membantu untuk menghadapi AS. Pemimpin tertinggi Iran, sekutu dekat Damaskus, Ayatollah Ali Khamenei, menuturkan bahwa AS akan mengalami kekalahan besar jika menyerang Syria.

Menurut dia, isu senjata kimia hanyalah akal-akalan untuk menyerang Syria. "Amerika mencoba bermain dengan kata-kata agar mereka bisa masuk ke Syria melalui isu kemanusiaan," terangnya.

Kemarin (9/9) Obama mempersiapkan paparan terakhirnya di Kongres terkait dengan rencana serangan ke Syria. Dia akan menghadapi anggota parlemen hari ini (10/9) setelah Kongres mengakhiri masa resesnya kemarin.

Obama dijadwalkan diwawancarai tiga jaringan televisi utama di AS, yakni PBS, CNN, dan Fox News. Hasil wawancara, yang disiarkan Senin malam (9/9) waktu setempat, akan menjadi pemaparan awal di depan parlemen pada Selasa (10/9). Obama menyatakan, pihaknya akan melancarkan sebuah serangan terbatas. Caranya, mengurangi jumlah pesawat tempur untuk menjatuhkan bom ke wilayah Syria. (AFP/AP/BBC/cak/c14/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Intelijen AS dan Inggris Mata-Matai Data di Smartphone


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler