Menlu Retno Ungkap Disparitas Vaksin Covid-19 di Dunia, Datanya Mengejutkan

Jumat, 11 Juni 2021 – 10:58 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menerima kedatangan vaksin Covid-19 AstraZeneca, sebanyak 1.389.600 dosis pada Sabtu (8/5). Foto: Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melihat kesenjangan distribusi vaksin dan vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia masih sangat besar.

Dari 2,2 miliar dosis vaksin yang telah disuntikkan, sebanyak 75 persennya hanya berada di 10 negara maju. Hanya 0,4 persen yang diberikan di negara-negara berpenghasilan rendah.

BACA JUGA: Keren, Bidan Ami Berhasil membuat Para Lansia Mau Menerima Vaksin Covid-19

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, dari perhitungan persentase vaksinasi terhadap populasi, kawasan Amerika Utara telah memvaksinasi 64,33 persen dari total populasi.

Sementara di kawasan Eropa telah memvaksinasi 52,85 persen dan persentase di kawasan Afrika baru mencapai 2,86 persen. Adapun kawasan Asia Tenggara berada di angka 8,91 persen.

BACA JUGA: Kelakuan Dua ASN Berinisial SW dan DD Ini Memalukan

"Angka ini masih jauh dari target WHO yang mengharapkan setidaknya sepuluh persen penduduk di setiap negara telah divaksin pada September dan 30 persen pada akhir Desember tahun ini," kata Retno Marsudi dalam keterangannya secara virtual pada Kamis (10/6) malam.

Untuk mengurangi tingkat kesenjangan tersebut, lanjut dia, Covax Facility telah mendorong mekanisme berbagi vaksin.

BACA JUGA: Akademisi Tidak Rela Megawati Dianugerahi Gelar Profesor, Desak Menteri Nadiem Segera Bertindak

Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Denmark, Belgia, dan Spanyol juga akan menyalurkan tambahan vaksin yang dimiliki melalui Covax Facility itu.

Menurut Retno, nantinya sumbangan vaksin tersebut akan dikelola oleh Covax Facility dan dibagikan kepada negara lain yang memerlukan.

"Sebagai salah satu co-chair Covax AMC Engagement Group, Indonesia memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk terus memperjuangkan akses setara terhadap vaksin untuk semua negara," ucap Retno menegaskan.

Dia mengatakan Indonesia juga menjadi salah satu co-sponsor dari proposal trips waiver yang berupaya untuk menghapuskan hak kekayaan intelektual untuk produk dan teknologi yang digunakan untuk penanganan pandemi.

Dengan begitu, kata Retno, penanganan pandemi Covid-19 secara global dapat dilakukan dengan lebih merata.

Untuk diketahui, pembahasan awal terhadap traktat proposal tersebut di WHO kemungkinan baru akan dimulai pada 17 Juni 2021 mendatang.

Retno berharap negosiasi terhadap proposal ini dapat diselesaikan dalam waktu cepat untuk membantu meningkatkan produksi dan distribusi vaksin secara signifikan.

Dia menyebut pandemi ini masih jauh dari selesai. Hingga saat ini, hampir 175 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19 dan lebih dari 3,7 juta telah kehilangan nyawanya.

Oleh karena itu, pemerintah akan terus bekerja keras untuk mengatasi pandemi ini, termasuk melalui vaksinasi dan pelaksanaan protokol kesehatan.

"Upaya ini akan berhasil dengan baik jika mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat. Setiap dari kita dan kita semua dapat menjadi bagian dari solusi. Mari kita sukseskan vaksinasi Covid-19 dan tetap terapkan protokol kesehatan," pungkas Retno Marsudi. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler