Menolak Lupa dan Merawat Ingat 12 Mei 1998, PAPERTI: Kami Menuntut Keadilan

Respons Pemberian Tali Asih kepada Keluarga Pejuang Reformasi

Rabu, 27 April 2022 – 13:34 WIB
Dewan Pembina PAPERTI Julianto Hendro Cahyono (paling kanan), Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo, keluarga pahlawan reformasi, Menteri BUMN Erick Thohir, aktivis 89 Adian Napitupulu saat pemberian tali asih. Foto: Source for JPNN.com.

jpnn.com, JAKARTA - Solidaritas Aktivis 98 dan Paguyuban Persaudaraan Trisakti (PAPERTI) menghargai perhatian pemerintah kepada keluarga pejuang reformasi 12 Mei 1998. 

PAPERTI menyatakan hal itu merupakan sebuah kepantasan dan keharusan negara untuk tidak melupakan sejarah perjalanan bangsanya, serta kewajiban yang juga sebuah tanggung jawab pemerintah atas kesalahan masa lalu.

BACA JUGA: Detik-Detik 3 Pria Bakar Mahasiswa di Jogja, Fakta Ini Mengejutkan

Pernyataan ini disampaikan Ketua PAPERTI Achmad Kurniawan, Sekjen PAPERTI Saidu Solihin, dan Dewan Pembina PAPERTI Julianto Hendro Cahyono di Jakarta, Senin (25/4). 

“Semoga tali asih ini tidak hanya kepada pejuang reformasi 1998, melainkan seluruh pejuang reformasi lainnya yang turut serta menjatuhkan rezim Orde Baru termasuk pada peristiwa Semanggi 1 dan Semanggi 2,” kata Achmad Kurniawan dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu (27/4).

BACA JUGA: Mahasiswa di Jogja Dibakar Teman Sendiri, Polisi Masih Memburu Pelaku

Mereka menyampaikan hal ini saat menyaksikan pemberian tali asih oleh Kementerian BUMN berupa rumah siap huni sebanyak tiga unit di Grand Mekarsari Residence, Bogor, dan 1 unit di Casa Arjuna, Tangerang. 

Tali asih juga diberikan oleh Kementerian Perindustrian berupa bantuan dana sebesar Rp 3 miliar untuk keluarga pejuang reformasi 1998. Pengurus PAPERTI juga memberikan tali asih berupa perlengkapan rumah bagi keluarga empat pejuang reformasi 1998. 

BACA JUGA: Tagih Janji Jokowi Tuntas Kasus 12 Mei   

“Semoga tali asih ini tidak hanya kepada Pejuang Reformasi 1998, melainkan kepada seluruh pejuang reformasi lainnya yang turut serta menjatuhkan rezim Orde Baru termasuk pada peristiwa Semanggi 1 dan Semanggi 2,” kata Achmad Kurniawan dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu (27/4).

Pemberian tali asih tersebut merupakan peristiwa yang sangat penting.

Tali asih itu langsung diserahkan Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Kooordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, Menpora Zainuddin Amali, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo, pengurus Paperti dan Alumni Usakti M. Zulfikar Dachlan. 

PAPERTI tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, tetapi juga untuk aktivis 98, yakni Adian Napitupulu, Mustar Bonaventura, Maman Abdurrahman, serta aktivis feformasi lainnya, yang turut berkontribusi sehingga tali asih ini dapat terwujud. 

Menurut Achmad Kurniawan, wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena setidaknya tali asih yang diberikan dapat menjadi pelipur lara bagi keluarga yang ditinggal para syuhada reformasi. Meski demikian, lanjut Achman Kurniawan, tali asih yang diberikan belum setimpal dengan tumpahnya darah para mahasiswa saat 12 Mei 1998.

“Semoga tali asih ini tidak hanya kepada pejuang reformasi 1998 melainkan kepada seluruh pejuang reformasi lainnya yang turut serta menjatuhkan rezim Orde Baru termasuk pada peristiwa Semanggi 1 dan Semanggi 2,” kata Achmad Kurniawan. 

Hendro Cahyono menegaskan bahwa perjuangan mereka belum selesai. Pihaknya tetap menuntut keadilan hukum, terutama atas tokoh intelektual persitiwa 12 Mei 1998 maupun Semanggi 1 dan 2. “Kami tetap akan menuntut keadilan hukum atas tokoh intelektual di balik peristiwa 12 Mei 1998 termasuk peristiwa Semanggi 1 dan Semanggi 2,” ungkap Hendro. 

Dia menambahkan PAPERTI juga akan terus memperjugkan empat pejuang reformasi yang gugur pada 12 Mei 1998 mendapatkan gelar pahlawan nasional. PAPERTI mengingatkan kepada semua jangan pernah melupakan sejarah (jasmerah), 12. Mei 1998. Sebab, eksistensi saat ini adalah berkat perjuangan empat pahlawan reformasi yang telah ikhlas menghadap Ilahi. 

Pertemuan yang digelar pada 25 April 2022 ini untuk menolak lupa dan merawat ingatan peristiwa 12 Mei 1998.  Bagi mereka, perjuangan belum selesai dan masih panjang untuk mewujudkan legitimasi sebagai pahlawan nasional reformasi dan proses hukum bagi aktor intelektual di balik peristiwa 1998.

Solidaritas Aktivis 98 merupakan wadah yang menghimpun tokoh aktivis 98, organisasi mahasiswa serta organ mahasiswa yang berperan dalam gerakan reformasi 1998.  Para aktivis yang berada di wadah ini merupakan aktivis yang benar-benar aktif dan berkiprah hingga saat ini. 

PAPERTI, paguyuban yang merupakan kumpulan dari rekan-rekan yang terlibat langsung peristiwa 12 Mei 1998 Universitas Trisakti dan para penerus dari para aktivis Ormawa Universitas Trisakti dari tahun 1998 sampai dengan saat ini yang tetap berkomitmen untuk menjaga semangat reformasi dan penyelesaian peristiwa 12 Mei 1998.  (boy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler