jpnn.com, BALI - Menteri Pariwisata Arief Yahya secara resmi membuka Workshop Nasional Pemanfaatan Mobile Positioning Data untuk Mendukung Statistik Pariwisata yang dilaksanakan di Hotel Inaya, Putri Bali Resort Kawasan Wisata Nusa Dua, Lot S-3, Bali, Kamis (23/3).
Arief mengatakan, metode mobile positioning data (MPD) pada era digital saat ini sangat tepat.
BACA JUGA: Wonderful Indonesia, Bali Kampiun di Level Dunia Lagi
Metode itu dinilai dapat membantu mengumpulkan data kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dengan beberapa keunggulan dalam hal real time, kecepatan, ketepatan, dan cakupan yang lebih luas.
” Kami biasa sebut dengan 3 V, yakni volume, velocity atau kecepatan dan variety atau jenis. Kalau kita sudah mengedepankan digital, trus kita tidak menggunakan MPD, maka nantinya disconnect. Karena big data atau MPD sangat banyak manfaatnya, karena di era sekarang adalah sebuah keniscayaan kita tidak menggunakan digital,” ujar pria asal Banyuwangi itu.
BACA JUGA: Kemenpar Menuju Customer-Centric Organization
Dia mengatakan, metode ini juga membantu Indonesia dalam menjawab tantangan sebagai negara kepulauan yang memiliki perbatasan dengan negara tetangga.
Dia menjelaskan, big data ini sudah dilakukan sejak tahun 2015.
BACA JUGA: Pak Pangdam Naik Motor Trail demi Nikmati Pesona Bromo
” Karena siapa yang menguasai informasi, itu pasti yang memenangkan persaingan,”ujar mantan Direktur Telkom itu.
Dia menambahkan, proses pengolahan data dapat digunakan untuk tiga aspek yang disebut dengan 3 P yakni performance, promotion, dan projection.
“MPD itu digunakan untuk mengukur performance, sementara big data digunakan untuk promotion dan projection. Performance memikiki data collection yang tentunya akan menimbulkan dampak ke promosi dan projection yang efektif, karena kita bisa tahu lebih detail, ke mana saja wisman, beli oleh-oleh di mana saja, kuliner di mana saja, kita bisa berpromosi ke yang suka diving, yang suka alam, yang suka budaya dan sebagainya,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Director of The Tourism Market Trends Programme UNWTO John Kester.
Menurut John, menggunakan MPD adalah cara yang sangat efektif dan penting digunakan di dunia pariwisata.
“Indonesia sudah benar menggunakan MPD, karena nantinya dengan menggunakan MPD, kita akan tahu seberapa besar volume, kita juga bisa memecahkan semua berbagai variabel, variabel tempat, hobby, intinya terkait dengan kesukaan turis. Karena kondisinya saat ini adalah dunia sudah terkoneksi satu dengan yang lain, sama halnya dengan produsen ke konsumen. Kalau di pariwisata destinasi dengan wisman,” jelas John.
Seperti diketahui, acara tersebut merupakan program kerja Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar.
Arief juga mengatakan, pihaknya sangat serius mendigitalisasi semua lini, semua kedeputian. Karena hanya dengan cara itu, semua bisa dihitung dengan standar akurasi maksimal.
"If you can not measure, you can not manage! Kalau tidak bisa mengukur, maka tidak akan bisa memanage," sebut Arief.
Maka, kalau tidak bisa menghitung dengan akurat, tidak akan bisa mengukur. Angka-angka ukuran dan hitungan itu harus benar. Karena itu, biarkan mesin, teknologi dan system yang menghitung, sehingga bisa meminimalisasi pengaruh manusia.
Dari soal branding dan advertising, menggunakan lebih banyak digital media, seperti Google, Baidu, TripAdvisor, Ctrip, dan sebangsanya. Lalu soal selling, juga menggunakan platform ITX, digital market place.
Project Management System di pengembangan 10 Bali Baru, yakni dengan Transformer yang dikendalikan secara digital. Dashboard M-17 di Lanati 16 Gedung Sapta Pesona, Big data, dan data warehouse-nya, serbadigital.
Kini yang sedang dikerjakan adalah big data untuk mobile positioning data (MPD), untuk menghitung wisman dan wisnus yang sangat akurat.
Kemenpar mengundang pembicara-pembicara yang kompeten di bidang ini. Nama-nama seperti Mr. John Kester (Director Of The Tourism Market Trends Programme, UNWTO), MR.Antonio Lopez DeAvilla (Professor of IE Business School, Former President of Segittur, Sasmito Hadiwibowo (Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS/Statistics Indonesia).
Ada juga Erki Saluveer (Chief Technical Officer, Positium, Estonia), Siim Esko (Researcher of Mobile Big Data, Positium, Estonia), Christophe Demunter Head of Tourism Statistics Section, (Eurostat) via Skype. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jogja Berpotensi Jadi Destinasi Pendidikan Tinggi
Redaktur & Reporter : Ragil