jpnn.com, MALANG - Keelokan rute menuju Gunung Bromo melalui jalur Malang membuat Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana terpesona.
"Rute dan pemandangan luar biasa,’’ katanya sesampainya di lautan Pasir Bromo, di wilayah Kabupaten Malang, Minggu (19/3).
BACA JUGA: Jogja Berpotensi Jadi Destinasi Pendidikan Tinggi
Sukadana mencapai Lautan Pasir menggunakan sepeda motor trail. Ada 250 penunggang trail dari Malang yang bersama-sama Sukadana menyusuri jalur avontur menuju Bromo.
Dalam rombongan itu ada Danrem 083 Baladhika Jaya Kolonel (Arm) Budi Eko Mulyono, Dandim 0833/Kota Malang Letkol (Arm) Aprianko Suseno, dan Dandim 0818 Malang-Batu Letkol (Arm) Muridan.
BACA JUGA: Happy, Menpar Berpantun di Pesona Bumi Lancang Kuning
Rombongan penunggang trail mengambil start pukul 06.00 di Bundaran Tugu, Kota Malang. Selanjutnya, Sukadana yang menunggang trail Husqvarna 250 CC menyusuri jalur Tumpang, Gubugklakah, Ngadas dan berakhir di bukit New Teletabis yang masih masuk wilayah Kabupaten Malang kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTN).
‘’Saya melihat pemandangan rute di sini cukup menantang. Infrastrukturnya juga cukup bagus,’’ katanya.
BACA JUGA: Bosda Sudah tak Ada, Bosnas Belum Cair
Rombongan tur dalam rangka HUT Kostrad ke-56 itu menempuh jarak sekitar 70 kilometer. Rute yang dilewati, yakni dari Stasiun Kotabaru, Tumpang, Gubugklakah, Ngadas. Selanjutnya, memasuki daerah Jemplang sebelum Gunung Bromo dan beristirahat di Lautan Pasir yang masih kawasan Kabupaten Malang.
Ada satu check point di Gunungsari Sunset (GSS), Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo. Lokasi ini memang disiapkan menjadi rest area bagi pengunjung yang hendak ke Bromo dari Malang.
Sebelum melanjutkan perjalanan, Sukadana menyempatkan diri melakukan penanaman pohon.’’Tempat ini baru kami buka 26 Desember 2016, bisa dikunjungi Pangdam merupakan suatu kehormatan bagi kami,” terang Administratur (Adm) Perhutani KPH Malang Arif Herlambang.
Sukadana menambahkan, aksi tanam pohon dilakukan untuk menunjukkan komitmen mencintai alam. Penghijauan tersebut disertai pemberian tanda peringatan larangan bagi sepeda motor untuk melintas agar pohon bisa tumbuh sampai besar.
”Sebab, jika hanya ditanam, tidak bisa tumbuh. Jadi, jangan di lintasi bila sudah ada tanda larangan,” lanjut perwira tinggi asal Bali ini.
Kekaguman Sukadana pada rute Malang-Bromo memang sudah banyak diakui para wisatawan. Suasananya masih alami.
Pengunjung bisa menembus hutan pinus dan tebing-tebing yang curam. Pesona itu masih dilengkapi dengan pemandangan puncak Semeru di sisi kanan.
Untuk menuju Bromo, perjalanan dimulai dari Desa Ngadas. Desa yang berada di ketinggian 2.100 mdpl ini masuk ke wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Desa Ngadas merupakan desa dengan penduduk asli Tengger. Desa ini juga merupakan satu-satunya desa yang ada di dalam di kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru.
Dari desa ini, perjalanan dilanjutkan ke arah timur sampai ke pertigaan Jampang. Pertigaan ini merupakan rute persimpangan. Bila terus akan menuju ke Lautan Pasir Bromo. Sedangkan bila ke kanan akan ke Ranu Pane dan seterusnya menuju puncak Semeru.
Dari persimpangan Jampang ada jalan menurun sepanjang lembah sabana Bromo. Jalannya berupa jalan cor-coran sepanjang 3 km.
Setelah mencapai dasar lembah, jalan sudah berupa pasir padat. Ada Bukit New Teletubbies yang sudah terlihat dari kejauhan.
Untuk roda empat biasanya memilih jalur yang sudah ada. Namun untuk sepeda motor seperti trail, bisa lebih bebas.(mik/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... NSPK dan SOP Rampung, Kemenpar Tancap Gas
Redaktur & Reporter : Antoni