Menpora Amali Mendorong Mahasiswa Jadi Pencipta Lapangan Kerja

Kamis, 07 Juli 2022 – 22:55 WIB
Menpora Zainudin Amali secara resmi membuka kuliah kewirausahaan dan pengembangan pemuda secara virtual, Kamis (7/7) pagi. Foto: Kemenpora

jpnn.com, JAKARTA - Menpora Zainudin Amali secara resmi membuka kuliah kewirausahaan dan pengembangan pemuda yang diselenggarakan Kemenpora bekerja sama dengan Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957 secara virtual, Kamis (7/7) pagi.

Kegiatan yang digelar secara hybrid mengangkat tema “Membentuk Generasi Pengusaha di Perguruan Tinggi Melalui Ekosistem Kewirausahaan”.

BACA JUGA: Santri Adang Polisi saat Jemput Paksa Anak Kiai Jombang, Legislator PKB Ini Bereaksi Keras

Dalam sambutannya, Menpora Amali mendorong para mahasiswa di perguruan tinggi menjadi wirausahawan sehingga setelah lulus dapat menciptakan lapangan kerja. Bukan malah sibuk mencari lapangan pekerjaan.

“Pemerintah tentu berharap lulusan perguruan tinggi tidak menjadi job seeker atau pencari pekerjaan kesana kemari. Tetapi dia menjadi job creator, penyedia lapangan pekerjaan,” kata Menpora Amali.

BACA JUGA: MF Terkenal Licin, Beginilah Cara Buronan Ini Mengecoh Polisi, Simak Pengakuannya

Menurut Menpora Amali, pihaknya di Kemenpora sejak tahun 2020 memiliki lima program prioritas, salah satunya yakni ‘Pemberdayaan pemuda menjadi kreatif, inovatif, mandiri dan berdaya saing serta menumbuhkan semangat kewirausahaan’.

Melalui program ini, setiap tahunnya Kemenpora bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di seluruh Indonesia menggelar kegiatan kuliah kewirausahaan. Untuk tahun ini, Kemenpora bekerjasama dengan 35 perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan sumber daya di instansi.

BACA JUGA: Kesan Menpora Amali Setelah Dianugerahi Sabuk Hitam Dan VII Kehormatan dari PBTI

“IBI Kosgoro 1957 menjadi salah satu dari pilihan Kemenpora masuk di dalam 35 perguruan tinggi yang ada,” ujarnya.

Menpora Amali menjelaskan, kegiatan ini dilakukan karena lapangan pekerjaan setiap tahun makin sempit, tidak sebanding dengan banyaknya lulusan perguruan tinggi. Baik perguruan tinggi negeri maupun swasta, lulusan dalam negeri maupun luar negeri ditambah lagi dengan lulusan Sekolah Menengah Atas dan SMK .

“Ini yang menjadi pemikiran utama pemerintah sehingga bagaimana mendorong para lulusan perguruan tinggi, lulusan sekolah, tidak hanya bergantung pada tersedianya lapangan pekerjaan. Tetapi mereka harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk dirinya maupun untuk lingkungan,” harapnya.

Dengan demikian, Menpora Amali menyebutkan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan baik di instansi pemerintah maupun instansi swasta, maka pilihan yang paling tepat adalah menciptakan para wirausahawan. Sehingga makin banyak lulusan perguruan tinggi yang masuk ke jalur wirausaha maka persentase wirausahawan Indonesia akan makin naik.

Sebab, saat ini data menunjukkan bahwa persentase masyarakat Indonesia yang bergerak di bidang wirausaha masih kecil bila dibandingkan dengan negara-negara lain.

Dibandingkan dengan Malaysia saja Indonesia persentase wirausaha Indonesia masih sangat kecil apalagi bila dibandingkan dengan Singapura, Jepang, Korea, Tiongkok Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya yang rata-rata sudah berada di angka 10 persen jumlah wirausahawannya.

“Padahal angka minimum yang harus kita capai untuk menjadi salah satu tolak ukur kemakmuran suatu masyarakat adalah minimal dari penduduk yaitu 5 persen yang bergerak di wirausaha, nah kita masih di bawah.

"Ini yang menjadi pekerjaan kita, bukan hanya menjadi pekerjaan pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab semua masyarakat. Khususnya perguruan tinggi. Itulah sebabnya kenapa kami memilih perguruan-perguruan tinggi yang menjadi tempat untuk melakukan kegiatan penumbuhan minat kewirausahaan,” jelasnya.

Menpora Amali mengingatkan bahwa untuk menjadi seorang wirausawahan tidak ada yang instan, tetapi harus dilalui melalu proses serta harus ditumbuhkan sejak dini, termasuk di bangku perkuliahan.

Dengan begitu, Kemenpora berfokus melakukan penumbuhan minat bagi mahasiswa setelah berminta baru kemudian difasilitasi bagi yang dianggap memiliki proposal dan keseriusan dalam berwirausaha.

“Harus berminat dahulu, kalau tidak berminat mau difasilitasi apa pun, mau diberi pendampingan apa pun, pasti tidak akan jadi. Namun, kalau sudah ada minat maka insyaallah itu akan berproses. Jadi ini yang menjadi harapan kita. Nah setelah tumbuh minatnya kemudian tentu kita akan berikan pendampingan, kemudian kita berikan fasilitasi,” jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Rektor IBI Kosgoro 1957, Dr. Haswan Yunaz memuji program kewirausahaan pemuda yang dilakukan Kemenpora. Menurutnya, program ini sebagai wujud kepeduliannya terhadap pemuda Indonesia.

BACA JUGA: Uang Bintara Polri Hilang Dicuri, Pelaku Ternyata

“Bapak menteri, kegiatan ini sangat baik dan kami berterimakasih atas kebijakan bapak menteri dan jajarannya telah memberikan kesempatan pada IBI Kosgoro 1957 ikut ke dalam program kuliah kewirausahaan ini,” ucapnya.(dkk/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler