Menristek Terus Matangkan PLTN

Minggu, 10 Januari 2010 – 05:13 WIB
JAKARTA - Pro-kontra yang beredar di masyarakat seputar pengembangan energi nuklir di Tanah Air terus mengemukaKementerian Riset dan Teknologi (Menristek) kembali mengusulkan agar pemerintah dan publik mendalami meninjau kembali pemanfaatan teknologi nuklir untuk sejumlah sektor vital di tanah air, terutama untuk memenuhi konsumsi energi nasional

BACA JUGA: Ketua MK Endus Oknum Pencatut KPK


   
"Teknologi nuklir menjadi topik menarik bahkan banyak masyarakat yang menentang pengembangannya karena dipersepsikan sebagai bidang teknologi yang membahayakan." papar Menristek Suharna Surapranata Suharna ketika menghadiri seminar bertemakan Peranan Iptek dalam Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan di Jakarta, Sabtu (9/1)


"Padahal sesungguhnya pemanfaatan teknologi nuklir dapat menjangkau ke bidang yang luas untuk kesejahteraan manusia," sambungnya.

Suharna mengatakan, kata nuklir terdengar menyeramkan, padahal teknologi nuklir untuk reaktor merupakan teknologi yang paling aman, karena tidak ada polusi

BACA JUGA: Satgas Anti Mafia Kawal Kasus Anggodo

emanfaatan teknologi nuklir di bidang kesehatan, katanya, di antaranya  dapat digunakan untuk diagnose dan terapi kanker.
Bahkan, ada ilmu kedokteran nuklir yang merupakan cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radiasi terbuka untuk mempelajari perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran
"Dalam bidang pertanian, teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk memperoleh padi varietas unggul," katanya.

Sedangkan di bidang hidrologi, katanya, teknologi nuklir dapat memecahkan berbagai masalah

BACA JUGA: Gurita Cikeas Beredar di Kongres PAN

Misalnya, dalam penentuan gerakan sedimen di pelabuhan dan daerah pantai, melacak zat pencemar, menentukan kebocoran dam/bendungan, menentukan arah gerakan air tanah, mengetahui hubungan antar-sumur-sumur minyak, menentukan debit air sungai, juga untuk studi geothermal dan teknik gauging.

Suharna mengatakan, tekanan yang muncul berkaitan dengan PLTN sangat dirasakanTapi, kata dia, sebagai professional pemerintah harus tetap mempersiapkan diri sebab kebutuhan akan energi itu tidak akan mungkin terpenuhi kalau tidak membangun PLTN

"Yang diinginkan pengusaha adalah terpenuhinya kebutuhan energi dan saya kira dengan energi konvensional tidak akan terpenuhiKita harus bisa mempersiapkan kearah pembangunan PLTN dan bisa menyuarakannya lebih baik dan lebih komunikatif," tegas dia.

Dia mengatakan, tugas yang diberikan kepada Menristek adalah untuk merumuskan kebijakan nasional dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dalam bidang riset ilmu pengetahuan dan teknologiSalah satunya adalah terkait dengan pemanfaatan iptek nuklir di bidang energi"Saya kira Indonesia sudah waktunya mempersiapkan pembangunan PLTN dan tidak tergantung pada energi konvensional," tegas Suharna

Kepala Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional) Hudi Hastowo menyatakan bahwa pemanfaatan iptek nuklir di bidang pangan telah menghasilkan 16 bibit unggulBekerjasama dengan Departemen Pertanian, Batan mendapat piagam penghargaan dari Menteri Pertanian sebagai suatu lembaga penghasil inovasi pertanian di bagian hulu

Hudi menjelaskan tentang status kesiapan PLTN di IndonesiaSampai saat ini Batan menyiapkan tapak di calon lokasi Semenanjung MuriaSelain ituBatan juga mengkaji potensi tapak di daerah Banten dan Provinsi BabelPengkajian terhadap kesiapan infrastruktur nuklir dalam kesiapan pembangunan dan pengoperasian PLTN di Indonesia.

"Serta mendukung kerjasama internasional antara ESDM dan mitra luar negeriDalam hal ini Batan akan melakukan kegiatan yang terkait dengan masalah teknologi PLTN dan daur bahan bakar termasuk limbah radioaktif," pungkas dia. (zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Minta Nenek Tua Keluar Penjara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler