jpnn.com, SUBANG - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menetapkan Pusat Bibit Buah Nusantara sebagai pilar “Revolusi Oranye” di Desa Curugrenden, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Revolusi Orange merupakan program nasional untuk meningkatkan daya saing buah nusantara dengan visi mengupayakan kemandirian konsumsi buah nasional.
BACA JUGA: Menristekdikti: LIPI Harus jadi Pusat Rujukan Ilmu Pengetahuan
"Kita jangan lagi bergantung pada impor. Indonesia harus menjadi negara eksportir besar buah-buahan tropis di Asia Tenggara pada 2025 dan dunia di tahun 2045," kata Nasir, Kamis (14/12).
Nasir berharap bibit buah unggulan tidak diekspor, melainkan produk dari bibit buah saja yang diekspor.
BACA JUGA: Menristekdikti Targetkan 75 PT Terakreditasi A Tahun Ini
Jika kebanyakan ekspor, kemungkinan di tahun-tahun mendatang Indonesia bisa menjadi importir. Nasir juga menyampaikan pentingnya standarisasi mutu bibit buah, hal ini agar konsumen di Indonesia bisa melihat buah yang baik.
“Banyak para peneliti kita yang menahan hasil penelitiannya agar tidak ditiru orang lain. Inovasi yang tidak dikormesialisasikan, itu kurang bagus," ungkap Nasir.
BACA JUGA: Menristekdikti: Rektor Harus Awasi Kampus Termasuk Diskusi Ilmiah
Senada dengan Menristekdikti, Rektor IPB Herry Suhardiyanto memiliki keyakinan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara eksportir buah-buahan berkualitas.
“Jika kita bisa menghasilkan buah tropika asal nusantara, kemungkinan besar ke depannya kita akan menjadi eksportir yang berkualitas,” ujar Herry.
Ke depannya, di lokasi Pusat Bibit Buah Nusantara selain dikembangkan sebagai lokasi program ‘teaching industry’ dan berbagai bentuk pelatihan.
Juga akan dikembangkan lebih lanjut menjadi ‘Fruit Paradise’ yang merupakan percontohan Orchard buah varietas unggul nasional, dan wahana ‘eduagrotourism’ berupa wisata pendidikan, pertanian dan umum.
Revolusi Oranye memiliki misi secara konsisten dan terus menerus memproduksi dan menyediakan produk buah nusantara yang berkualitas tinggi, memiliki nilai tambah dan kompetitif untuk pasar domestik dan internasional. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menristekdikti: Jaga Kampus dari Pengaruh Radikalisme
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad