jpnn.com, SURABAYA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meminta para dosen, khususnya yang menjabat Lektor Kepala dan profesor, untuk fokus pada pembuatan jurnal.
Dengan makin banyaknya jurnal baik nasional maupun internasional bereputasi akan mendorong Indonesia mampu bersaing dengan negara lain.
BACA JUGA: Menristekdikti Minta Rektor Unesa Perketat Pengawasan Proyek Rp 300 Miliar
"Saya minta Rektor dan dosen di Unesa jangan ribu-ribut lagi soal Permenristekdikti 20/2017 (tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor, red). Tugas dosen bukan hanya mengajar dan melakukan pengabdian masyarakat. Pembuatan jurnal dan karya ilmiah juga penting," kata Nasir saat melakukan kunjungan kerja di Universitas Surabaya (Unesa), Jumat (21/7).
Dia menyebutkan pada 2014 Indonesia hanya memiliki 4.250 jurnal internasional. Jumlah ini meningkat menjadi 5.250 pada 2015 dan terus bertambah menjadi 11.700 di 2016. Sedangkan Thailand 13 ribuan, Malaysia 14 ribuan.
BACA JUGA: Banyak Pejabat Kena OTT, Menristekdikti Galau
Nasir menargetkan tahun ini Indonesia bisa mempublikasikan 16 ribu sampai 17 ribu jurnal internasional.
"Saya optimistis kita bisa menyalip Thailand. Asalkan dosen-dosen kita tetap konsisten membuat jurnal internasional," ujar Nasir.
BACA JUGA: Menteri Nasir Dorong Nelayan Makassar Beralih ke Gas
Rektor Unesa Prof Unesa Prof Warsono mengungkapkan, ada peningkatan publikasi internasional dan paten. Bila pads 2016 hanya 16 jurnal internasional, tahun ini sudah 178 karya yang dipublikasikan. Untuk paten tahun ini menjadi tujuh dari sebelumnya nol.
"Unesa punya 100 HaKi (hak atas kekayaan intelektual) dan 200 HaKI masih dalam proses. Kami juga mengalami peningkatan program studi berakreditasi A dari 10 persen (2016) menjadi 14 persen," bebernya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makassar Jadi Tuan Rumah Hakteknas Ke-22, Menristekdikti: Ini Sejarah!
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad