jpnn.com, BANDUNG - Menteri Sosial Tri Rismaharini merespons kasus perkosaan puluhan perempuan santriwati Pesantren Tahfidz Madani, Kecamatan Cibiru, Bandung.
Mensos Risma mengatakan bahwa korban masih memiliki keinginan untuk sekolah.
BACA JUGA: Mensos Risma Ungkap Fakta Baru Kasus Herry Wirawan, Alamak!
Dia pun memerintahkan jajaran terkait untuk merespon kasus tersebut.
"Pengamatan tim yang datang menemui, mereka terlihat masih sangat trauma sehingga dalam kunjungan itu lebih diarahkan untuk memberikan ketenangan dan motivasi," kata Mensos kepada media di Bandung, Senin (13/12).
BACA JUGA: Kemensos Dampingi Penyandang Disabilitas Korban Kekerasan Seksual di Sanggau
Tim Kemensos di bawah pimpinan Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kanya Eka Santi menemui 5 korban pada Minggu (12/12), di Garut.
Dari lima korban, empat di antaranya memiliki anak.
Bahkan salah satu di antaranya memiliki dua anak akibat perkosaan yang dilakukan HW.
BACA JUGA: Tiga Balai Kemensos Tangani Anak Disabilitas Korban Kekerasan di Sukabumi
Semua anak itu menyampaikan ingin menempuh pendidikan persamaan.
Namun, mereka merasa minder dan kesulitan melanjutkan sekolah formal akibat tidak memiliki catatan pendidikan.
"Dalam pertemuan dengan tim, anak-anak ini rata-rata ingin melanjutkan sekolah. Tapi masalahnya, mereka tidak memiliki ijazah," kata Mensos.
Dia menambahkan anak-anak yang masuk ke pesantren sejak SD tidak memiliki catatan hasil pendidikan termasuk rapot dan ijazah padahal mereka sudah tinggal bertahun-tahun.
Mensos menyatakan, saat ini Kemensos menyiapkan pendamping yang akan memberikan trauma healing.
Dia juga mengatakan akan terus mendorng harapan mereka agar tidak putus.
"Keinginan mereka untuk bisa sekolah menemui kendala karena tidak adanya ijazah. Padahal, kan, usia mereka ada yang sudah 18 tahun," kata Mensos.
Tidak kalah penting juga adalah masa depan anak-anak yang mereka lahirkan.
Untuk keperluan tersebut, Mensos memerintahkan jajaran untuk menjalin koordinasi dengan instansi terkait.
Instansi tersebut ialah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dan sebagainya.
"Masalah ini harus kita cari jalan keluarnya bersama-sama," kata Mensos.
Pada kesempatan kunjungan tersebut, Balai Abiyoso menyampaikan bantuan untuk mengurus berbagai kelengkapan untuk melanjutkan sekolah.
Kebutuhan dasar dan bayi telah diberikan oleh Balai Handayani.
Dia menyampaikan agar orang tua dan pihak keluarga yang hadir terus memberikan dukungan kepada semua anak korban dan menjaga anak-anak lain agar peristiwa ini tidak terulang. (mrk/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemensos Siapkan Lahan Subur bagi Perkembangan Anak-Anak Penyandang Disabilitas
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian