Mensos Risma Tempuh Medan Berat Temui Suku Anak Dalam, Begini Penanganannya

Selasa, 20 Agustus 2024 – 20:48 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Mensos Risma menemui Suku Anak Dalam yang mendiami pedalaman hutan Desa Hajran, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi pada Selasa (20/8). Foto: Dokumentas Humas Kemensos

jpnn.com, BATANGHARI - Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Mensos Risma menemui Suku Anak Dalam untuk menyalurkan bantuan pada Selasa (20/8).

Mensos Risma harus menempuh perjalanan menantang untuk menemui Suku Anak Dalam atau dikenal sebagai Orang Rimba yang mendiami pedalaman hutan Desa Hajran, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.

BACA JUGA: Mensos Tri Rismaharini Terima Bintang Mahaputera Utama, Sang Putra Mengaku Bangga

Mantan Wali Kota Surabaya itu mengunjungi dua lokasi yang menjadi tempat tinggal sementara warga Suku Anak Dalam.

Lokasi pertama berada di perkebunan kelapa sawit milik perusahaan.

BACA JUGA: Mensos Risma Beri Semangat Kepada 18 Perempuan Korban TPPO: Siapapun Bisa Sukses

Adapun lokasi kedua berada di kawasan hutan tanaman industri.

Perjalanan dimulai dari Simpang Koto Boyo yang merupakan pemukiman masyarakat yang berada di Jalan Lintas Muara Tembesi – Sarolangun.

BACA JUGA: Mensos Risma Beri Penghargaan 67 Tokoh yang Bantu Tugas Kemanusiaan Kemensos

Rombongan Mensos Risma harus menempuh perjalanan selama dua jam untuk mencapai lokasi pertama.

Medan yang dilalui cukup berat dengan jalan yang belum beraspal dan berdebu, serta turunan curam dan tanjakan tajam di beberapa titik.

Kecepatan kendaraan harus dibatasi hingga 30 kilometer per jam dikarenakan kondisi jalan yang rusak, dan hanya kendaraan tinggi yang mampu melewati rute ini.

Mensos Risma mengakui penyaluran bantuan kepada Suku Anak Dalam menghadapi tantangan yang tidak mudah.

Selain medan yang sulit, pola hidup Suku Anak Dalam yang sering berpindah tempat menjadi hambatan tersendiri.

"Kemarin, kami kesulitan menemukan saudara-saudara kami Suku Anak Dalam. Dari pagi hingga sore, baru bisa bertemu," ungkap Mensos Risma menceritakan pengalaman staf Kementerian Sosial (Kemensos) saat mencari warga Suku Anak Dalam di kawasan Kabupaten Batanghari.

Menurut Risma, bantuan harus segera disalurkan mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu menyulitkan warga Suku Anak Dalam mendapatkan bahan makanan.

Selama masa 'melangun', warga Suku Anak Dalam membangun tenda sederhana dari terpal yang diikatkan pada pepohonan, tanpa dinding, alas, kasur, atau bantal.

Meski hidup secara nomaden, beberapa warga sudah memiliki sepeda motor.

Namun, tradisi berpindah tempat menyebabkan beberapa warga tidak memiliki kartu identitas sehingga mereka tidak bisa tercatat sebagai penerima bantuan sosial.

Mensos Risma berupaya membujuk warga Suku Anak Dalam untuk melakukan perekaman data, meskipun tetap menghormati kearifan lokal yang melarang pengambilan foto terhadap wanita dan remaja.

Proses perekaman ini akan melibatkan kerja sama antara pemerintah daerah dan Kementerian Sosial.

"Kami memiliki kelompok yang sebagian besar anggotanya sudah memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK), meskipun masih ada yang belum. Jadi, belum seratus persen tercakup," ujar Tumenggung Ngalembo, kepala suku Suku Anak Dalam.

Mensos Risma bertemu dengan beberapa kelompok di dua lokasi yang berbeda.

Di lokasi pertama, Mensos Risma bertemu dengan Tumenggung Ngalembo, Tumenggung Ngalembu, dan Tumenggung Jelitai.

Di lokasi kedua, Mensos Risma bertemu dan berdialog dengan Tumenggung Nyenong, Tumenggung Minang, dan Tumenggung Ngirang.

Kemensos memberikan berbagai macam bantuan kepada warga Suku Anak Dalam, termasuk 270 unit terpal, 125 unit tikar, 250 lembar kasur, 500 lembar selimut, 135 unit tenda keluarga portabel, dan 1 unit tenda dome/tenda induk.

Bantuan sandang juga disalurkan, seperti sarung untuk laki-laki dan perempuan, pakaian dalam, handuk, pakaian anak, serta pakaian dewasa.

Selain itu, bantuan sembako, alat kebersihan diri, alat permainan edukatif dan nutrisi anak, serta alat olahraga juga diberikan.

Bantuan tersebut diberikan kepada 125 keluarga dari dua kelompok Suku Anak Dalam. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler