jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bergerak cepat melakukan antisipasi dampak el nino dengan melakukan akselerasi percepatan tanam di sejumlah daerah.
Upaya tancap gas itu dilakukan sebagai bukti kongkrit dalam menekan kebijakan impor.
BACA JUGA: Kementan Ajak Pimpinan Tinggi Pratama Bersinergi, Ini Tujuannya
Diketahui, saat ini ada lebih dari 10 juta hektar lahan rawa yang berpotensi menambah daya gedor produksi nasional.
Dari semua lahan tersebut, beberapa di antaranya sudah menghasilkan produktivitas sebanyak 5 ton per hektare.
BACA JUGA: KPK Pastikan Belum Selidiki Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Sapi di Kementan
"Saat ini baru lima ton, tapi ke depan kami akan tingkatkan menjadi 7 ton per hektare. Jadi, yang IP nya 1 kita naikan jadi 2 atau menjadi 3. Semuanya perlu kolaborasi dan kerja keras untuk memaksimalkan lahan rawa yang ada," ujar Mentan, Sabtu (18/11).
Di Sumatera Selatan (Sumsel), Mentan meninjau langsung luasan lahan rawa 128.000 hektar yang digarap petani untuk produksi padi.
BACA JUGA: Kurangi Impor Jagung, Kementan Dorong Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan
Selain itu, petani juga melakukan percepatan tanam untuk komoditas jagung dan hortikultura.
Menurutnya, potensi panen dari sebagian luasan lahan di sana bisa mencapai 1 juta ton gabah atau bila dikonversi menjadi beras bisa mencapai 500.000 ton.
"Itu baru satu provinsi, rencana kami garap di 10 provinsi di seluruh indonesia," katanya.
Mentan mengatakan saat ini potensi keseluruhan di Sumsel mencapai 500 ribu hektare dengan rata-rata Indeks Pertanaman (IP) baru 1,1.
Artinya, kalau IP tersebut bisa dinaikkan menjadi dua kali panen maka produksi yang ada bisa mencapai 3 juta ton.
"Anggaplah yang kita garap 400 ribu hektare itu saja bisa menghasilkan 2 juta ton gabah dan menghasilkan 1 juta ton beras. Yang terpenting sumsel sudah melakukan di tahun-tahun sebelumnya di periode pertama sebanyak 68.000 hektare dan ini sudah dikerjakan tinggal dilanjutkan," katanya.
Sementara di Kalimantan Selatan (Kalsel) Mentan akan menyulap lahan rasa seluas 200 ribu hektar untuk penanaman komoditas strategis dalam menopang produksi nasional.
Mentan menyebut potensi lahan rawa di sana apabila dikelola secara maksimal dapat menghasilkan satu juta ton beras.
Adapun upaya yang dilakukan dalam optimasi lahan rawa tersebut bisa melalui rehabilitasi dan selebihnya dibangun menjadi lahan sawah.
"Indeks pertanaman lahan sawah rawa di sana satu kali setahun, kita akan naikkan menjadi dua kali. Maka, kita akan membangun tanggul sepanjang sungai, agar tersedia air dan tidak terjadi banjir," katanya.
Mentan mengaku optimistis dapat membangun dan mengoptimalkan lahan rawa di Kalsel khususnya di Kabupaten Tanah Laut melalui program selamatkan lahan rawa sejahterakan petani.
Diketahui, lokasi tersebut dulunya mengalami kendala yang menghambat pertanaman.
Namun dengan program Serasi, manajemen air ditingkatkan dan memungkinkan pertanaman pada musim hujan, yang sebelumnya sulit karena risiko banjir.
Dari Sulawesi Tengah, Mentan mendorong ribuan petani dan penyuluh agar terlibat langsung dalam percepatan tanam tahun ini.
Hal tersebut disampaikan Mentan saat menghadiri jambore penyuluh di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulteng. Bagi Mentan, keterlibatan penyuluh sangat penting untuk mencapai produksi padi setara 35 juta ton beras.
"Penyuluh dan petani merupakan garda terdepan dalam pembangunan pertanian. Sebagai garda terdepan penyuluh dan petani harus memastikan pangan tidak bersoal. Karena kita harus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat," jelasnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Genjot Produksi Jagung Manfaatkan Kebun Kelapa
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian