jpnn.com, KOLAKA - Kementerian Pertanian melakukan upaya antisipatisi terhadap permainan harga yang merugikan petani saat panen tiba. Biasanya, ketika komoditi melimpah, harga di pasaran akan turun.
Itu juga yang dialami petani jagung di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Permasalahan ini terungkap dari kunjungan kerja yang dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Desa Atulano, Kecamatan Lambandia, Rabu (27/12).
BACA JUGA: Tiga Prioritas Pengembangan Hortikultura 2018 Harus Sukses
“Tidak boleh petani dibiarkan rugi,” kata Mentan Amran saat berbicara di hadapan petani. Turut dalam pertemuan tersebut, Pelaksana Tugas Gubernur Sultra Saleh Lasata dan Bupati Koltim Tony Herbiyansah.
Mentan Amran mengungkapkan, saat ini terjadi penurunan harga jagung dari yang ditetapkan pemerintah. Oleh pembeli, jagung petani per kilogramnya hanya dihargai Rp 2.500 per kilogram.
BACA JUGA: Silakan Ambil Untung tapi Jangan Keterlaluan
Sementara pemerintah sudah menetapkan harga jagung Rp 3.150 per kilogram dengan catatan kadar airnya sebesar 15 persen. “Sekitar 25 persen terjadi penurunan harga,” katanya.
Saat itu juga, Mentan Amran langsung memerintahkan Bulog untuk menstabilkan harga. Pria alumnus Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan itu langsung memerintahkan Bulog untuk menampung jagung petani dengan harga sesuai yang ditetapkan.
BACA JUGA: Komoditas Pangan Surplus Saat Perayaan Natal dan Tahun Baru
“Mana Bulog. Telepon, suruh datang kalau dia masih mencintai pekerjaannya,” katanya.
Bukan Mentan Amran bila di sela pidatonya tak menebar semangat kepada petani untuk terus bercocok tanam. Kebetulan para petani umumnya adalah orang Bugis, maka pria kelahiran
Bone, 27 April 1968 pun menyampaikan dengan bahasa Bugis.
“Sompe toni. Aja mappakasiri-siri. Tanekko. (Sudah merantau, jangan bikin malu. Bercocok tanamlah,” katanya.
Mentan Amran juga mengingatkan petani untuk tidak terlalu larut dalam pertarungan politik dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Dia mengatakan, lebih baik fokus kerja dengan bercocok tanam ketimbang harus mengurus dan memperbincangkan calon-calon yang bertarung dalam Pilkada.
“Apa urusan kita. Mereka yang calon gubernur dan calon bupati kok kenapa kita yang sibuk. Cukup di bilik suara, sudah mencoblos, tuntas. Lebih baik kerja,” katanya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stok dan Harga Beras Aman, Dirut PIBC Apresiasi 2 Menteri
Redaktur & Reporter : Arwan