Mentan Amran Sulaiman Minta Jajaran Kementan Respons Cepat Keluhan Petani

Sabtu, 11 November 2023 – 14:28 WIB
Tim dari Ditjen Hortikultura merespons cepat keluhan petani bawang merah di Bangli, Bali soal adanya serangan OPT thrips dan virus IYSV pada tanaman mereka. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, BANGLI - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam menghadapi tantangan iklim ekstrem El Nino.

Demi menjaga ketersediaan dan stabilitas produksi, Mentan Amran menginstruksikan seluruh jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) untuk selalu melakukan pendampingan di lapangan dan memberikan solusi cepat serta tepat terhadap setiap permasalahan petani.

BACA JUGA: Tingkatkan Skala Usaha Bagi Petani Milenial, Kementan Buka Peluang Akses Permodalan

"Kita sedang menghadapi perubahan iklim yang tidak menentu. Belum lagi akan banyak virus dan hama penyakit yang menyerang, dan kekeringan. Jadi kita harus sigap untuk memberikan respons cepat pada apapun keluhan petani," tegas Mentan Amran kepada jajaran Kementan dalam keterangannya, Sabtu (11/11).

Salah satu masalah yang sedang dihadapi petani, khususnya petani bawang merah saat ini adalah serangan OPT thrips dan virus IYSV, termasuk di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.

BACA JUGA: Tepati Janji, Mentan Amran Berikan Gaji dan Tunjangannya ke Anak Yatim dan Janda Renta

Serangan ini merupakan tantangan baru yang dihadapi di Indonesia.

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengungkapkan timnya akan terus mengecek dan meneliti situasi di lapangan terkait serangan virus ini.

BACA JUGA: Mentan Amran Dorong Penyuluh Pertanian Berperan Mempercepat Swasembada Pangan

Sebagai langkah antisipasi, telah dilakukan pemasangan lampu light trap.

“Mengantisipasi OPT dan virus di pertanaman bawang merah, kami terus melakukan penelitian dan inovasi. Salah satunya penggunaan lampu light trap yang terbukti efektif dalam mengatasi serangan ini di wilayah Kintamani, Bali," kata Dirjen Prihasto.

Istimewanya juga, kata Dirjen Prihasto, lampu light trap ini adalah buatan dari siswa-siswi SMK di Kulon Progo.

Selain virus IYSV, lanjut dia, di Kecamatan Kintamani ini juga ditemukan gejala serangan lainnya, seperti imago dan ulat bawang.

Tim POPT Ditjen Hortikultura telah turun langsung untuk memberikan pendampingan kepada petani.

“Sudah kami turunkan langsung Tim POPT untuk mendampingi petani dan mencari solusi terbaik bersama, termasuk dengan mengadakan pelatihan untuk para POPT di seluruh Indonesia dan sosialisasi light trap,” tambahnya.

Saat ini, lampu light trap buatan SMK di Kulon Progo belum memiliki legalitas Standar Nasional Indonesia (SNI) dan belum dapat dianggarkan oleh APBN.

Namun, Kementan berupaya memfasilitasi agar bisa segera mendapatkan legalitas.

“Kami terus berupaya untuk memfasilitasi pemilik produk ini untuk mendapatkan legalitas penjualan, sehingga dapat segera bisa dirasakan manfaatnya oleh petani di seluruh Indonesia,” ujar Dirjen Prihasto. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler