Mentan: STPP Magelang Diharapkan Memasarkan Produk Olahannya

Selasa, 13 Maret 2018 – 07:18 WIB
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang, Senin (12/3/2018). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, MAGELANG - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman berharap Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang memasarkan produk olahannya secara masif. Salah satunya, kecap organik merek Pamor.

“Ini saja Anda jual, Anda bisa konglomerat. Yang mahal itu ide awal, kecerdasan," ujarnya sela kuliah umum di STPP Magelang, Senin (12/3/2018).

BACA JUGA: Kementan - Pemprov DKI Membahas Kerja Sama Ketahanan Pangan

Menteri Amran berkeyakinan demikian, lantaran masyarakat kelas menengah ke atas cenderung mencari produk-produk organik dan menyehatkan. Karenanya, harus dikembangkan.

Menurut perhitungannya, bisa didapatkan omzet sekitar Rp 1,4 triliun per tahun bila dijual di Yogyakarta saja. Jumlah penduduk di Yogyakarta sekitar 3,7 juta jiwa. Sebotol Pamor 150 mililiter dijual Rp 10 ribu dengan masa habis pakai dua pekan. "Ini baru Yogya, bagaimana (keuntungannya) kalau (dijual) se-Indonesia," ucapnya.

BACA JUGA: Amran Sulaiman: Kementan Komitmen untuk Memberantas Korupsi

Jebolan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu meminta, kecap organik menggunakan varietas Malika tersebut jangan cuma dijual di etalase skala kecil. "Kembangkan. Kerja sama dengan swasta. Kasih royalti saja, sehingga nanti terlatih," usulnya.

Baginya, tiada yang mustahil, kecuali sulit. Namun dengan kebijakan tepat, semua akan tercapai. Dia mencontohkan dengan pengalamannya menggenjot produksi bawang merah, beras, dan jagung.

BACA JUGA: Indonesia Sekarang Bisa Melepaskan Ketergantungan

Dulu impor jagung Rp 12 triliun per tahun. Sekarang sebaliknya, Indonesia sukses menjualnya ke sejumlah negara. "Bisa ekspor ke Filipina dan Malaysia. Bertambah lagi devisa, petani tambah sejahtera," katanya.

"Bawang dulu impor, sekarang ekspor. Beras juga," lanjut pembantu Presiden asal Bone ini.

Selain memasarkan kecap Pamor, Menteri Amran juga meminta STPP mendorong mahasiswanya melakukan penelitian komoditas pertanian sesuai minatnya. Dicontohkannya dengan penemuan sperma sapi Belgian Blue.

Katanya, butuh 200 tahun untuk menyelesaikan riset tersebut. Hasilnya, memperoleh sapi-sapi berotot dengan bobot hingga dua ton. Sedangkan yang ada di Indonesia, umumnya 200-300 kilogram. "Makanya, Aku titip mahasiswa meneliti. Pada saatnya nanti, semua temuan hebat dari STPP," pungkas Menteri Amran.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya Empat Tahun, Pencetakan Sawah Naik 500 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler