Mentan SYL Beber Tiga Langkah Bersama Agar Bali Segera Keluar dari Zona Merah PMK

Sabtu, 09 Juli 2022 – 12:47 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) dalam kunjungan kerjanya ke Bali untuk melihat secara langsung guna memastikan penanganan PMK di daerah tersebut berjalan dengan baik, Jumat (8/7). Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, KARANGASEM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan seluruh petugas lapangan, baik dari satgas maupun gugus tugas yang terdiri dari kementerian, BNPB, TNI dan Polri terus bekerja melakukan pengawasan ketat terhadap penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Provinsi Bali.

Dia menyebutkan ada tiga hal yang menjadi langkah bersama dalam menangani PMK.

BACA JUGA: Kementan Gandeng Camat Seluruh Indonesia Untuk Menanggulangi Penyebaran PMK

Pertama, menyatukan operasional atau tata kelola lapangan antara satgas dan gugus tugas.

Kedua, melakukan sinkronisasi data, baik yang ada di kandang maupun di lalu lintas perbatasan.

BACA JUGA: Kementan Pastikan Penanganan PMK Dilakukan Secara Maksimal

"Ketiga, kami berharap di Bali tetap lockdown daerah merah alias tidak boleh ada hewan yang keluar dari Bali, dan tidak boleh ada hewan yang masuk. Intinya tidak ada lalu lintas," kata Mentan Syahrul melalui keterangan yang diterima Sabtu (9/7).

Mentan SYL yang akrab disapa juga memastikan penyemprotan disinfektan tetap dilakukan secara merata di seluruh wilayah, mulai di area kandang peternakan maupun pada saat kedatangan manusia di bandara dan pelabuhan.

BACA JUGA: Cegah Wabah PMK, Kementan Distribusikan Obat-Obatan ke 19 Provinsi di Indonesia

"Ini sudah berjalan dengan baik. Semua perlakuan disinfektan kami lakukan. Jadi siapapun yang turun harus disterilkan, baik di airport maupun pelabuhan," ujarnya.

Dia pun berharap Bali segera berubah menjadi zona hijau dalam waktu satu minggu ke depan.

Karena itu, pengawasan dan penanganan PMK betul-betul harus dilakukan secara ketat.

"Semua hewan yang dengan PCR terbukti PMK, maka harus dipotong bersyarat, dan kami pastikan virusnya sudah dihabisi. Saya kira kalau ini bisa terjaga seluruh Bali satu minggu ke depan akan menjadi daerah yang bisa kita bebaskan dari PMK," terang mantan Gubernur Sulsel itu.

Mentan SYL menambahkan penanganan PMK merupakan kewajiban semua pihak, termasuk pemerintah daerah sampai masyarakatnya.

Semua wajib terlibat untuk mengurangi penularan baik melalui pengawasan maupun tindakan.

"Memang ada BNPB, ada TNI dan ada Polri, tetapi PMK ini merupakan wabah yang harus kita awasi bersama, termasuk pemerintah daerah dan masyarakatnya," tegasnya.

Dalam kunjungan kerjanya ke Bali, Mentan SYL sempat meninjau pemasangan disinfektan di Pelabuhan Padang Bai, Karangasem.

Di tempat tersebut, Mentan SYL menyaksikan secara langsung proses desinfeksi yang bekerja otomatis.

Alat tersebut melakukan penyemprotan terhadap kendaraan yang masuk melalui pelabuhan.

Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya menyampaikan terima kasih atas perhatian jajaran Kementan terhadap peternakan sapi di wilayah Bali.

Wisnu mengatakan semua arahan pemerintah pusat harus menjadi acuan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian PMK.

"Pertama, arahan dari pusat kami laksanakan dengan baik. Kedua, kami akan lakukan pemetaan dan mobilisasi hewan agar tetap bisa diawasi. Ketiga, kami tutup semua perlintasan hewan," kata Wisnu.

Wisnu menyebutkan saat ini sudah lebih dari 575 hewan ternak di wilayahnya sudah mendapat vaksin. Sementara 5.024 ekor lainnya masih dalam proses.

Namun dia memastikan, pengobatan, penyemprotan disinfektan dan vaksinasi terus berjalan. (mrk/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler