Kementan Gandeng Camat Seluruh Indonesia Untuk Menanggulangi Penyebaran PMK

Jumat, 08 Juli 2022 – 15:25 WIB
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi setelah menggelar sosialisasi terkait penanggulangan PMK bersama camat seluruh Indonesia. Dok Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya untuk menanggulangi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Dalam upayanya, Kementan melibatkan camat yang ada di seluruh Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan Indonesia terbebas dari wabah PMK selama 32 tahun. Wabah tersebut akhirnya melanda Indonesia pada tahun ini.

BACA JUGA: Jelang Iduladha, DPRD Klungkung Minta Pemda Percepat Penanganan PMK

Mentan SYL pun mengajak semua pihak turun langsung dan terlibat aktif menekan jumlah penularan kasus. 

“Kami semua harus hadir di tengah tantangan ini. Dalam menghadapi wabah PMK tidak bisa satu sektor atau kementerian saja yang bergerak,” ungkap Mentan SYL saat menghadiri sosialisasi penanganan PMK kepada camat seluruh Indonesia secara virtual, Jumat (8/7).

BACA JUGA: Kepala BPPSDMP Motivasi Penerima Manfaat Program Regenerasi di Tanah Laut

Menurut Mentan SYL, dalam menangani wabah PMK peranan camat sebagai garda terdepan sangat penting. Camat paling mengetahui wilayah, kebutuhan, dan harapan rakyat di wilayahnya.

“Dalam setiap tindakan saya terus menghadirkan camat, jika dia sudah bergerak maka akan berjalan lebih baik. Saya meminta tolong camat dapat menggerakan kepala desa dan aparat di wilayahnya masing-masing,” ujar dia.

BACA JUGA: BPPSDMP Lakukan Penguatan Penyuluh Lewat Kostratani

Mantan Gubernur Sulse itu menyebutkan PMK bukan kasus yang ringan, tetapi juga tidak boleh panik.

“Wabah PMK tidak berbahaya untuk manusia. Selain tidak bisa menular ke manusia, dagingnya juga masih aman untuk dikonsumsi,” ungkap Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan Kementan di bawah komando Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama dengan BNPB, Kementerian Dalam Negeri, dan lainya saat ini sedang bersinergi menangani PMK, terutama di 21 provinsi yang sudah terpapar.

“Pak camat di mana saja berada tolong perhatikan ternak seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, dan lain sebagainya. Khususnya yang berada di daerah merah harus berada di kandang. Hanya ternak yang berasal dari daerah hijau saja yang boleh bergerak,” ujar Dedi

Dedi mengatakan dalam penanganan PMK perlu juga dilakukan sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat agar tidak panik dengan informasi yang simpang siur. 

Dedi menyebutkan saat ini pemerintah tengah giat melakukan program vaksinasi massal di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat Iduladha semakin dekat, sehingga lalu lintas hewan ternak dipastikan relatif tinggi.

“Oleh karena itu kewaspadaan dan kedisiplin kami semua memegang peranan penting dalam pencegahan penularan PMK ke tempat yang masih sehat,” ungkap Dedi.

Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri Safrizal mengatakan penanganan wabah PMK membutuhkan partisipasi semua pihak karena jika terus berlanjut dapat mengguncangkan ekonomi nasional.

“Ini menjadi fokus kami semua agar wabah PMK bisa segera ditangani secepatnya. Untuk itu dibutuhkan kerja sama antara pemerintah baik provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa bahkan sampai satuan pengelolaan peternakan,” ungkapnya. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Iduladha, Kementan Terjunkan Tim Pemantau Hewan Kurban


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler