jpnn.com, SUKOHARJO - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memimpin Vaksinasi Perdana penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jawa Tengah.
Langkah itu menjadi salah satu upaya Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah daerah dalam mempercepat pengendalian penyakit yang menyerang ternak sapi saat ini.
BACA JUGA: Kementan Gelar Bawang Merah dan Cabai Murah di Pasar MingguÂ
"Kami berharap dengan segala kemampuan bersama antar Kementerian Pertanian, jajaran pemerintah Provinsi, pemerintah kabupaten, dan bersama semua stakeholder bisa kendalikan PMK dengan baik," kata Mentan SYL saat meninjau vaksinasi PMK di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, Sabtu(18/6/22).
Dia menegaskan pengendalian PMK harus dilakukan dengan serius dan berusaha sekuat-kuatnya agar wabah itu tereliminasi dan bahkan hilang di Indonesia.
BACA JUGA: Susun Strategi Regenerasi Petani, Kementan Gelar Multi Stakeholder Forum di Sorong
"Kita bersyukur hari ini kita dipertemukan dalam gelar apel siaga dan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jawa Tengah yang akan kita laksanakan perdana," tegasnya.
Upaya Pengendalian PMK
BACA JUGA: Produksi Pangan Nasional Meningkat, Mentan SYL Beberkan Strateginya
SYL menegaskan selain vaksinasi, pengendalian PMK dilakukan dengan berbagai upaya di antaranya pengetatan lalu lintas hewan khususnya dari zona merah dan kuning.
Kementan juga sudah membentuk Gugus Tugas penanganan penyakit mulu dan kuku (PMK) untuk memitigasi penyebaran virus pada ternak.
"Boleh keluar dari tempat yang ditentukan tetapi pakai sertifikat atau surat kesehatan hewan," tegas SYL.
Lebih lanjut, SYL menerangkan penguatan Posko dan Gugus Tugas dalam penanganan PMK di tingkat nasional/provinsi/kabupaten juga terus dipantau dan terus melakukan pelaporan secara rutin.
Data pelaporan perkembangan terkini PMK di Indonesia sampai dengan 17 Juni 2022, mencatat PMK telah terdeteksi di 18 Provinsi.
"Kami berharap vaksin perdana dengan total 800 ribu akan kita coba dan kita akan evaluasi," terangnya.
Dosen Universitas Gajah Mada (UGM), Arif Haryanto mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Kementan siap berkontribusi dalam penanganan PMK baik dalam pengecekan hewan ternak hingga memantau hasil vaksinasi.
Untuk mempercepat penanganan PMK, kerja sama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Jawa Tengah pun dilakukan dengan optimal.
"Kami sepenuhnya siap mem-back-up kegiatan Kementan dalam pengendalian PMK," ujarnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Agus Wariyanto mengatakan vaksinasi PMK menjadi vaksin perdana di Jawa Tengah dan secara bertahap akan terus dilakukan di lokasi lain.
Karena itu, sangat berterima kasih atas perhatian dan gerak cepat Kementan untuk pengendalian PMK di Jawa Tengah.
"Kita sudah mendapatkan vaksin dan Jawa Tengah memang sudah terdapat suspect PMK dan kita sedang upaya untuk bisa memberikan pengobatan yang cepat," ucap Agus.
Agus menyebutkan per hari ini, sapi di Jawa Tengah yang terkonfirmasi PMK sebanyak 21 ribu, sembuh 4000.
Upaya pengendalian melibatkan petani, penyuluh, perguruan tinggi bahwa pihak swasta terus ditingkatkan.
"Kami juga menyiapkan kajian-kajian terminologi bersama perguruan tinggi. Kami upayakan penyebaran bisa kita pantau dan kendalikan sehingga kawasan yang terdampak bisa fokus kita lakukan pengobatan," ungkap Agus. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Sebut Kampung Kopi Gombengsari Kian Diminati Wisatawan Mancanegara
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian