Mentan Tantang Profesor Riset

Rabu, 26 Februari 2020 – 00:50 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BOGOR - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengukuhkan dua orang profesor atas keberhasilan menjadi profesor riset, di Auditorium Utama Ir.Sadikin Sumintawikarta Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor, Selasa (25/2). Keduanya adalah Prof. Dr. Ir. Setyadjit, M.App.Sc dan Prof. Dr. Drs. Sudarmaji, MP.

Setyadjit mendapat gelar profesor untuk inovasi teknologi proses pascapanen buah tropis untuk pemenuhan standar ekspor. Sementara Sudarmaji untuk inovasi teknologi pengendalian hama tikus terpadu berbasis bioekologi untuk pengamanan produksi padi nasional.

BACA JUGA: Mentan SYL: Pengetahuan Mahasiswa Pertanian Harus Berguna di Desa

Syahrul menantang para profesor untuk menerapkan hasil riset sehingga berkontribusi pada peningkatan pendapatan petani.

"Saya memberikan tantangan kepada saudara Prof. Dr. Ir. Setyadjit, M.App.Sc, untuk dapat menyusun rancangan program dalam meningkatkan produksi dan kualitas buah tropis sesuai standar ekspor yang berlaku, dan pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan pendapatan petani,” ujar Syahrul.

BACA JUGA: Mentan SYL Minta Aparat Tindak Tegas Distributor yang Timbun Bawang Putih

Menurutnya, research menjadi sangat penting karena pertanian dan pemuliaan bibit menjadi bagian-bagian terpenting untuk bisa mendapatkan hasil pertanian yang maksimal.

"Salah satunya adalah terus memperbaiki hasil research, sehingga kita mendapatkan kualitas-kualitas dan penyisihan-penyisihan agroklimat dari masing-masing potensi lahan yang dimiliki. Itu membutuhkan research,” ucapnya.

BACA JUGA: Rumah Subsidi yang Diresmikan Jokowi Kebanjiran, Kali Ini Terparah

Dia mengungkapkan bahwa acara orasi pengukuhan tersebut bertepatan dengan dua momentum yang sangat penting dalam kebijakan IPTEK Nasional, terutama terkait penataan kelembagaan strategis.

Sebagai implementasi dari UU Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional IPTEK, pemerintah telah membentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Sesuai dengan Perpres Nomor 74 tahun 2019 yang kemudian diubah dengan Perpres Nomor 95 tahun 2019 BRIN mempunyai tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi,” ucapnya.

Politikus Partai NasDem ini juga mengharapkan profesor riset yang baru dikukuhkan dapat lebih berperan aktif menjadi pembina dan motivator bagi para peneliti yang lebih muda, baik dalam bidang kepakaran, maupun dalam pengembangan jati-diri, integritas serta profesionalisme mereka.

"Saya sampaikan penghargaan dan selamat kepada jajaran keluarga kedua profesor riset yang telah memberikan kontribusi dan pengorbanan yang besar dalam mendukung karir dan pencapaian prestasi para profesor riset yang dikukuhkan,” ungkapnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry mengatakan, inovasi yang dilakukan terkait pengendalian hama tikus dapat mengurangi losis dengan pasca panen. Sehingga hasil riset terkait inovasi teknologi pengendalian tikus sangat penting untuk diterapkan oleh masyarakat.

“Sekarang kan di beberapa daerah ada yang terserang tikus dan salah satu terobosan yang disampaikan Sudarmaji tadi jadi salah satu solusi memecahkan masalah pengendalian tikus secara bioekologi. Dan ini sudah lama kami lakukan tinggal menunggu dilakukan secara masif dilapangan,” kata Fadjry.

Menurutnya, yang paling penting adalah melakukan antisipasi atau early warming system. Bagaimana bisa mendeteksi secara cepat sehingga sebelum serangan itu sudah dilakukan pengendalian dan hal tersebut juga sudah dimulai dengan tim teknis Kementerian Pertanian.

"Sehingga paling tidak jangan cepat penyebaran serangan tikus, kami bisa lebih awal mengendalikan ini,” tandas dia. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler