Mentan Tekankan Peran Penting Teknologi Pertanian

Minggu, 24 Juni 2018 – 17:26 WIB
Mentan Andi Amran Sulaiman. (Foto: Dok JPNN.com)

jpnn.com, MAKASSAR - Wakil Presiden H. Yusuf Kalla membuka Pertemuan Saudagar Bugis Makassar ke-18 di Makasar, hari ini Minggu, (24/6). Wapres menyampaikan di hadapan sekitar 1800 saudagar bugis Makassar bahwa energi yang besar dari masyarakat telah turut membangun Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman yang menghadiri pertemuan tersebut, menekankan peran penting teknologi pertanian agar komoditas pangan Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain.

BACA JUGA: Memberangus Kartel Pangan atas Semangat Hari Krida Pertanian

“Indonesia tidak akan bersaing disektor pertanian dengan negara lain jika tanpa teknologi," buka Amran.

Untuk itu, lanjut Mentan Amran, pihaknya sudah melakukan kebijakan dan regulasi di antaranya revisi perpres No.172 tahun 2014 dari tender alat mesin pertanian menjadi penunjukan langsung, refocusing anggaran 2015 sampai dengan 2017 sebesar 12,2 trilyun bantuan benih tidak dieksisting, melakukan inovasi, deregulasi perijinan dan investasi.

BACA JUGA: Mentan Optimistis Indonesia Bisa Jadi Lumbung Pangan Dunia

"Termasuk pengendalian impor pangan dan pemberantasan pungli di lingkungan kementerian hingga lelang jabatan yang transparan,” tegas Mentan lagi.

Dia menjelaskan kebijakan dan terobosan ini bertujuan untuk peningkatan produksi dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045. Sehingga nantinya Indonesia menjadi pemain utama pangan dunia.

BACA JUGA: Sehari Jelang Lebaran, Stok dan Harga Pangan Stabil

“Tapi di tengah upaya mewujudkan kedaulatan pangan ini, ada upaya-upaya dari importir nakal yang ingin mengeruk keuntungan sebesar besarnya dengan jalan ilegal di antaranya mengimpor bawang bombai mini yang dijual sebagai bawang merah sehinga terjadi disparitas harga yang sangat besar,” ungkap Amran.

Pemerintah tegas Amran, telah menetapkan bea masuk bawang putih sebesar 5 % sedangkan bawang merah sebesar 20 %. Dari hasil ilegal ini disinyalir importir nakal meraih keuntungan sebesar 1,24 trilyun. Apabila bawang bombai mini yang diakui sebagai bawang merah penetrasi ke pasar bawang merah lokal maka akan ada keuntungan tambahan sebesar 455 triliun.

"Saat ini saya sudah nyatakan perang terhadap mafia pangan,” ucap Amran.

Amran menegaskan tindakan mafia pangan hanya menyengsarakan petani dan masyarakat. Hingga saat ini sudah tercatat 782 kasus kejahatan pangan yang ditindak satgas pangan Polri.

“Meliputi 21 kasus hortikultura, 12 kasus pupuk, 66 kasus beras, 27 kasus ternak dan 247 kasus kejahatan pangan lainnya dengan tersangka sebanyak 409 orang,” akui Amran.

Dalam kesempatan ini Ketua DPD RI Dr. Usman Sapta berharap semangat bugis Makassar bisa membangun pertanian Indonesia ke depan lebih maju, berdaulat dan mensejahterakan petani.

Usman pun mengapresiasi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam menolak impor pangan pokok. Karena itu, ia menitipkan pesan kepada Amran Sulaiman agar terus berani menolak impor sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat terwujud.

“Kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kita mengharapkan pada masa mendatang tidak ada lagi impor produk-produk pertanian. Harus berani ketika berpihak kepada kepentingan mensejahterakan petani,” ucapnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala BKP Kementan Berikan Solusi Atasi Gizi Buruk di Dunia


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler