jpnn.com, JAKARTA - Hujan deras tidak menghentikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bergerilya di gubuk-gubuk penduduk miskin di Kampung Akhakul Karimah, RW3, Desa Cikancana, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (23/4).
Amran terlihat begitu semangat melihat kondisi sejumlah gubuk penduduk miskin.
BACA JUGA: Kementan Apresiasi Bantuan 1000 ton Beras ke Suriah
Salah satu rumah yang dikunjungi adalah milik Pak Dede, usia sekitar 30 tahun.
Saat masuk ke gubuk itu, kondisinya gelap. Tidak ada penerangan. Dasar gubuk pun hanya beralaskan tanah.
BACA JUGA: Metode Sungkup Bikin Produksi Cabai Lebih Subur
Demikian dengan atap, hanya terpal yang tetesan-tetesan air membasahi lantai. Embusan angin pun langsung menusuk dada. Karena dinding hanya dibaluti anyaman bambu.
Pak Dede di gubuk itu ditemani istri dan seorang anak. Amran yang melihat kondisi itu, langsung teringat masa lalunya.
BACA JUGA: Kementan Bantu Bulog Serap Gabah untuk Cadangan Pangan
"Dulu, kami hidup seperti ini. Delapan tahun lebih," kata Amran.
Hanya saja menteri asal Bone, Sulawesi Selatan ini merasa dirinya lebih menderita. Sebab, saat itu dia tinggal dengan sembilan saudaranya, ditambah dengan bapak dan ibunya.
Belum lagi, gubuk yang Amran tinggali lebih sempit. Lalu atapnya hanya anyaman rumbia. Jika hujan, air lebih banyak menetes.
"Ini masih mending, kami dulu kalau hujan, pasti basah kami," kata Amran
Dalam kunjungannya ini, Amran memberikan bantuan ayam petelur kepada penduduk miskin. Setiap KK miskin akan diberikan 50 ekor anakan ayam petelur.
"Ini adalah program Bekerja, Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera. Program ini merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo," tutur pria jebolan Universitas Hasanuddin ini.
Amran meminta kepada Dede untuk memelihara ayam tersebut. Sebab, setelah ayam ini dipelihara selama empat bulan, maka setelahnya akan bertelur.
Ayam bertelur setiap hari sampai dua tahun ke depannya. "Jangan dipotong, ya pak. Dipelihara. Supaya bisa menghasilkan uang," kata Amran.
Selain itu, program ini akan memberikan bibit tanaman ke setiap keluarga miskin. Namun, untuk program ini diharapkan adanya sinergitas lintas kecamatan.
Pasalnya, untuk memberikan bantuan bibit, Amran mengharapkan adanya komoditas tanaman unggul yang dibudidaya. Dengan begitu, industrialisasi hasil tanaman itu bisa dengan mudah dilakukan.
"Misal, tanam jeruk. Kami akan berikan bantuan bibit untuk seribu hektare. Jadi seragam, sehingga nanti industri akan mudah mengambilnya dari sini," kata Amran. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelapor Khusus Dewan HAM PBB Terpikat KRPL Kementan
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga