Menteri ESDM Buka-bukaan Penyebab Kelangkaan Solar Bersubsidi

Jumat, 08 April 2022 – 10:45 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif membeberkan penyebab kelangaan solar bersubsidi beberapa waktu terakhir. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan penyebab kelangaan solar bersubsidi beberapa waktu terakhir.

Menurut Arifin, disparitas harga yang cukup dalam antara solar bersubsidi dan nonsubsidi menjadi pemicu kelangkaan.

BACA JUGA: Solar Subsidi Dibeli Pakai Mobil Model Begini, Terbongkar

"Bandingkan saja Pertamina Dex (nonsubsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp 8.000 per liter, cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat.

Kendati demikian, harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

BACA JUGA: Ada Penyimpangan Solar Subsidi di Sukabumi, Pelakunya Tak Disangka

Negara tetangga, kata Arifin, telah naik dua sampai tiga kali lipat belakangan ini.

Arifin menjelaskan salah satu faktor yang membentuk disparitas harga adalah gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina sehingga harga minyak dunia melambung tinggi.

BACA JUGA: Bagi Pengantre Solar Subsidi, Simak Pernyataan Dirut Pertamina Ini

Pada Maret 2022, harga minyak mentah Indonesia (ICP) telah menyentuh level USD 113,50 per barel atau naik sebesar USD 17,78 per barel dari sebelumnya USD 95,72 per barel pada Februari 2022.

"Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar, akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai, sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat," jelas Arifin.

Namun, Menteri ESDM memastikan kuota bahan bakar minyak cukup saat Ramadan dan Idulfitri serta memberi sinyal adanya penambahan kuota hingga 10 persen.

"Sebagai bentuk antisipasi pemerintah terhadap permintaan yang meningkat karena kegiatan ekonomi yang juga meningkat," ungkapnya.

Menteri Arifin bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati melakukan inspeksi mendadak ke sembilan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan guna memantau ketersediaan pasokan dan distribusi BBM di wilayah pertambangan dan perkebunan tersebut pada Pada Kamis (7/4/2022). (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler